Nganjuk – Tradisi larung sesaji di Bendungan Mbadug rutin dilakukan satu tahun sekali. Tradisi ini diinisiasi oleh warga Dukuh Mbadug Desa Malangsari dan sekitarnya. Desa Malangsari merupakan desa yang terdapat bendungan yang dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kepentingan irigasi, wisata dan perikanan.
Dikutip dari berbagai sumber, pelaksanaan larung sesaji bendungan Mbadug merupakan peringatan ualng tahun pedagang kaki lima yang ke 14 dan juga bagian dari rasa syukur warga setempat atas berkah yang diberikan oleh Tuhan YME. Dalam upacara tradisi itu, masyarakat biasanya menyediakan berbagai macam sesaji. Mulai dari bunga, sayur-sayuran, sampai ayam ingkung.
Pada pagi hari, sesaji yang sudah disiapkan warga dilarung ke bendungan Mbadug. Perayaan larung sesaji menjadi sebentuk pesta rakyat yang berlangsung meriah. Rombongan berangkat dengan berjalan kaki menuju arah bendungan Mbadug.
Di antara mereka ada yang bertugas memanggul pandu yang memuat sesajen. Sesajen itu terdiri dari bermacam-macam buah, sayuran dan hasil perukanan yang merupakan hasil panen dari warga desa di Desa Malangsari Tanjunganom Nganjuk.
Dari tempat pemberangkatan, rombongan larung sesaji berjalan menuju tempat dilaksanakannya larung sesaji. Setelah sampai di tujuan, sesepuh desa Malngsari akan memanjatkan doa. Doa yang dipanjatkan ialah doa memohon keselamatan untuk warga Dujuh Mbadug Desa Malangsari Tanjunganim Nganjuk sekaligus meminta berkah.
Setelah doa selesai dipanjatkan, tumpengan dan sesajen yang tadi diarak ditempatkan di atas debog pisang dan dilarung ke tengah bendungan Mbadug.
Tradisi larung sesaji ini menurut Camat Tanjunganom nantinya akan dijadikan Perdes dan akan dilaksanakan rutin setiap tahunnya.
Sementara itu Danramil 0810/10 Tanjunganom Kapten Inf Kustono di tempat acara menyampaikan harapannya bahwasanya tradisi larung sesaji bendungan Mbadug ini mampu membawa nama bendungan Mbadug lebih dikenal masyarakat luas yang nantinya akan membawa dampak bagi kesejahteraan warga sekitar.