Nganjuk – Suasana Dusun Magersari Desa Bajulan Kec Loceret Kab Nganjuk saat ini nampak kelihatan ramai dengan banyaknya pasukan berbaju doreng. Kedatangan mereka tak lain untuk melaksanakan pengerjaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 109 yang dilaksanakan oleh Kodim 0810/Nganjuk
Di Lokasi TMMD Kodim 0810/Nganjuk terdapat Nilai Historis perjuangan Panglima Besar Jendral Sudirman.
Sebuah Tempat dimana Dulu Panglima Besar Jendral Sudirman memimpin Rapat dan Menyusun Strategis Gerilya selanjutnya
Bangunan Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman di Dusun Margersari, Desa Bajulan, tampak kosong. Di dalam bangunan 6 x 6 meter itu hanya terdapat sebuah bendera, lukisan Soedirman, dan miniatur rumah kayu. “Seluruh peninggalan Pak Dirman sudah dipindahkan ke museum lain,” ujar Mbah Jirah, penjaga museum. Menurut dia, di tanah museum itu dulu berdiri rumah milik Pak Kedah, ayah angkat Jirah. “Pak Dirman tinggal bersama kami sembilan hari di sini.”
Sekitar 15 meter sebelah barat bangunan, teronggok batu kali sebesar kerbau, tepat di pinggir Kali Gede yang berair jernih. “Pak Dirman biasa salat di atas batu ini,” kata Mbah Jirah. Tiga meter dari tempat salat itu terdapat batu-batu sebesar anak kambing yang disusun melingkar. Di tengahnya terdapat sebuah batu pipih besar sebagai meja. “Di sana Pak Dirman biasa berdiskusi dengan dokter Moestopo, Soepardjo Roestam, dan Tjokropranolo,” ujarnya.
Nenek 79 tahun itu mengaku tak ingat tanggal berapa rombongan Soedirman tiba di Bajulan. “Tapi harinya Jumat Kliwon pada awal Januari 1949. Saya yang masak untuk Pak Dirman,” ucap Mbah Jirah.