TMMD  

Fakta Warga Nganjuk Terkonfirmasi Covid-19 Digembok Karena Sering Keluar Saat Isoman – srtv.co.id

NGANJUK, SRTV. CO. ID – Beberapa hari terakhir ini viral di media sosial tentang salah satu warga Nganjuk yang terkonfirmasi covid-19 digembok oleh perangkat dan warga lingkungan tempat ia tinggal. Ia adalah Titik Rahmawati, janda dua anak warga Kelurahan Bogo, Kecamatan/ Kabupaten Nganjuk.

Setelah pemberitaan mencuat, akhirnya berbagai pihak datang untuk mengetahui sebenarnya yang terjadi. Mulai dari kapolres Nganjuk, hingga Wakil Bupati Nganjuk mengunjungi kediaman Titik untuk melakukan klarifikasi.

Diketahui pada tanggal 6 Januari 2021, Titik Rahmawati menjalani rapid test antigen disalah satu klinik, setelah merasakan kesehatannya yang menurun dengan ciri-ciri COVID -19 yaitu hilang bau dan rasa. Setelah rapid antigen hasilnya keluar hasilnya positif. Kemudian pada tanggal 8-9 Januari 2021 Swab PCR dan hasil test PCR juga keluar positif. Namun, saat hendak dilakukan penjemputan oleh satgas penanganan covid-19 Kabupaten Nganjuk, Titik menolak dan memilih Isolasi mandiri dirumah.

Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi berkomentar terkait masalah yang terjadi antara Titik dan Ketua Rt/Rw dan warga setempat. Menurutnya, Pemerintah Daerah dalam penanganan pasien covid-19 ada dua program kebijakan. Kebijakan pertama jika kriteria pasien mengalami sakit sedang maupun berat akan dilakukan isolasi di rumah sakit. Namun jika tanpa gejala maka akan dilakukan isolasi dirumah karantina empu sendok.

“Pemda, dalam penanganan covid-19 lewat satgas mempunyai dua kebijakan. Kalau seseorang itu positif, kalau sakitnya sedang atau berat maka kita isolasi dirumah sakit. Tapi kalau sakitnya itu ringan dan tanpa gejala maka kita arahkan ke rumah karantina di empu sendok, ” Terang Wabup Marhaen kepada wartawan. Senin, (25/01/2021).

Terkait permasalahan yang ada Wabup menjelaskan, isolasi mandiri dapat dilakukan jika rumah telah memenuhi syarat. Pertama harus dipastikan hanya seorang diri saat isoman. Kedua jika ada keluarga dipastikan untuk tidak melakukan interaksi secara langsung. Serta tidak keluar rumah.

“Sama seperti yang dilakukan bu Titik ini, karena memilih isolasi mandiri, maka harus mematuhi. Jika memutuskan isolasi mandiri maka jangan sampai meresahkan tetangga dan keluarga, terutama jangan sampai terjadi klaster keluarga. Maka dari itu jangan pergi kemana – mana dengan alasan apapun. Karena keluar rumah akhirnya digembok oleh Rt/ Rw dan warga. Inipun juga menjadi pembelajaran kepada masyarakat, jadi kalau melihat sesuatu jangan main hakim sendiri. Jangan mengatasi masalah tapi menimbulkan masalah, ” Papar Marhaen.

Pada kasus Titik warga Bogo ini, justru diketahui Titik sering keluar rumah saat menjalani masa isolasi mandiri. Sehingga membuat warga sekitar menjadi resah. Hingga akhirnya dilakukan penggembokan. Namun, penggembokan tersebut juga atas persetujuan bersama baik RT, Rw, maupun warga.

Menurut Camat Nganjuk Harianto, penggembokan yang dilakukan bukanlah tanpa alasan. Penggembokan pada pagar rumah Titik juga atas persetujuan dari Titik sendiri. Sedangkan selama isolasi, warga setempat pun juga peduli dengan memberikan berbagai kebutuhan rumah tangga serta vitamin untuk Titik.

“Sebagai jaminan agar tidak ada kekhawatiran dan keresahan, terjadilah penggembokan. Itupun juga atas persetujuan dari bu Titik, dengan konsekwensi lingkungan harus memberikan suplay bahan makanan untuk bu Titik dan keluarga,” Kata Camat Nganjuk Harianto meluruskan.

Menurut Harianto, saat ini sudah tidak ada masalah antara Titik dengan lingkungan setempat. Perangkat Rt, Rw dan Warga juga telah ikhlas dan sukarela membantu Titik selama menjalani isolasi mandiri. Sementara itu saat ini kondisi Titik juga telah membaik dengan hasil Swab terakhir menunjukkan negatif Covid-19.

“Saat ini insyaAllah sudah tidak ada masalah antara Bu Titik dengan lingkungan, dan Alhamdulillah beliau hasil Swab terakhir menunjukkan negatif, ” Pungkasnya.

Dari pantauan di rumah Titik, saat ini gembok rantai yang sebelumnya melingkar di pagar depan rumahnya telah dibuka oleh warga setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *