RAMADHAN, BERPUASA
MEDSOS PROVOKATIF DAN HOAX
———————-
Ali Anwar Mhd
srtv.co.id Nganjuk, Saat menjalani ibadah puasa ramadhan, disamping melaksanakan amalan kebaikan yang dilipat gandakan, ada perintah untuk menjaga selama puasa. Supaya ibadah puasa kita secara normatif maupun substantif terjaga.
Secara normatif, dilarang makan dan minum mulai dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari. Juga tidak diperbolehkan melakukan hubungan suami istri. Jika mampu melakukan demikian maka secara formal puasa kita sudah absah.
Namun ada hal lain yang juga sangat penting untuk menjaga puasa kita, antara lain tidak boleh ghibah (membicarakan orang lain), membincangkan hal yang tidak bermanfaat, menyebar hoax (provokatif), berprilaku seenaknya di medsos. Hal demikian secara substantif akan merusak amalan ibadah puasa kita.
Dengan demikian puasa bukan hanya saja menahan lapar, haus, dan hubungan suami istri di siang hari, tapi harus mampu menahan segala bentuk amalan buruk lainnya. Amalan-amalan yang bisa menghapus atau mengurangi pahala ibadah puasa. Apalagi amalan yang kita tidak terasa menulis, mengunggah, menyebar tulisan-tulisan yang lebih cenderung tidak benar alias hoax di media sosial.
Selama puasa ramadhan, setidaknya kita harus meningkatkan amalan-amalan kebaikan, dan mencegah terhadap amalan-amalan keburukan. Amalan kebaikan bisa berbentuk apa saja, bisa ibadah wajib, ibadah sunnah, ibadah sosial, ibadah medsos, yaitu bermedsos yang bersifat positif dan produktif.
Dengan demikian, ibadah puasa baik secara formal dan subtabtif akan terjaga dan terselamatkan. Dan insyaallah menjadi ibadah yang diterima. Walaupun kita sendiri bahkan orang lain juga tidak tahu apakah ibadah puasa kita diterima atau tidak. Karena ibadah puasa adalah amalan yang bersifat rahasia. Hanya Allah yang tahu, karena ibadah puasa hanya untuk-Nya.
Nganjuk, 08 Mei 2019