Keistimewaan Malam Lailatul Qadar
———————————-
Ali Anwar Mhd
srtv.co.id Nganjuk, Mulai tadi malam, masuk 10 hari ketiga di bulan ramadhan. Hari dibebaskan dari api neraka. Tentu pembebasan disebabkan kaum muslimin telah menjalani 10 hari pertama dan kedua di bulan ramadhan. Bukan proses yang instan, tapi proses rangkaian setelah mendapatkan rahmat dan pengampunan.
Di 10 hari ketiga di bulan ramadhan, terdapat malam Lailatul Qadar. Malam dimana lebih baik dari seribu bulan, jika seseorang melakukan amalan kebaikan. Pelipat-gandaan luar biasa. Tidak terjadi di 10 hari pertama dan kedua. Juga tidak terjadi pada umat-umat terdahulu. Hanya terjadi dan diberikan kepada umat kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Maka hadirnya 10 bulan ketiga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk melakukan amal kebaikan, seperti i’tikaf, memperbanyak shalat malam, tadarus Al-Qur’an, dan ibadah-ibadah lainnya. Tidak lupa berdoa untuk kebaikan diri, keluarga, lingkungan, dan semuanya, terlebih terhadap kebaikan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengapa harus berdoa untuk bangsa dan negara? Kondisi pasca pemilu yang sebenarnya sudah selesai, namun ada yang terus memelihara terhadap permasalahan yang sesungguhnya tidak urgen. Tapi diurgen-urgenkan. Kekurangan tentu ada, tapi seolah semua salah, penuh permainan, penuh tipu daya dan tipu muslihat dalam pemilu.
Hal demikian yang membuat kita semua sedih. Tidak peduli puasa ramadhan terus membuat produk provokasi-provokasi negatif, dengan terus mengumandangkan kecurangan-kecurangan pemilu. Padahal yang disampaikan tidak sepenuhnya benar. Semua sesungguhnya menurut saya hanya berbasis emosional yang disebabkan calon yang diusung belum ditaqdirkan untuk menang.
Untuk itu, di 10 hari ketiga bulan ramadhan, yang di dalamnya ada malam Lailatul Qadar, bagaimana semuanya untuk berdoa terhadap kondisi yang sedang terjadi, dan supaya segera berakhir. Bagi orang-orang yang belum menerima ketetapan KPU segera diberi kesadaran bersama, karena sesungguhnya pemilu telah berjalan dengan baik. Kekurangan pasti ada, tapi tidak sebesar dengan bahasa kecurangan masip dan menyeluruh, seperti yang dituduhkan.
Hanya doa kebaikan yang bisa kita lakukan, yang akhirnya bisa melahirkan kebaikan bersama. Dengan kebaikan bersama tersebut, semoga bisa melipat-ganda sebagaimana yang terkandung dalam nilai Lailatul Qadar. Berlipat setara dengan nilai ibadah seribu bulan. Doa kebaikan itu penting, sehingga melahirkan amal kebaikan. Terutama doa kebaikan untuk bangsa dan negara kita tercinta saat ini.
Nganjuk, 26 Mei 2019