Hentikan Provokasi People Power di Bulan Suci Ramadhan – srtv.co.id

Jangan Rusak Bulan Suci Ramadhan dengan Provokasi

————————————–
Ali Anwar Mhd

srtv.co.id Nganjuk, Puasa kali ini sangat berbeda dengan puasa di tahun-tahun sebelumnya. Di tahun sebelumnya, rasa damai, tenang, kekhusukan ibadah sangat terasa. Nuansa sakralisasi ibadah di bulan ramadhan sangat terasa.

Puasa kali ini, hal-hal yang seharusnya bisa terjaga, malah lahir riak-riak ketidak-nyamanan yang sengaja dilakukan orang atau kelompok tertentu saat melaksanakan ibadah puasa.

Bagaimana tidak? Setiap hari komentar melalui media elektronik, media masa, media sosial sampaikan hujatan, cacian, makian, sampai ungkapan provokatif piople power meramaikan bahkan mewarnai hari-hari di bulan ramadhan. Bulan yang seharusnya terjaga dari hal-hal demikian.

Riyak-riyak sisa pemilu 201o yang nampaknya sengaja dipelihara oleh pihak dan kubu tertentu. Apa saja yang terkait dengan pemilu dikumandangkan secara negatif dan buruk. Kumandangan itu seolah menjadi kebutuhan besar, sehingga harus melahirkan dzikir kebencian. Dzikir yang bisa menodai ibadah di bulan suci.

Pelaksanaan puasa ramadhan, seharusnya diiringi amalan dan prilaku kebaikan, bukan kebencian, seperti kegiatan tadarus ayat suci al-Quran, dzikir ayat-ayat pembersih hati, taraweh penyehat fisik, yang semuanya menjadi barisan kegiatan yang mengiringi ibadah puasa. Bukan sebaliknya.

Semua kegiatan yang melahirkan kegaduhan dan mengganggu pelaksanaan puasa ramadhan, itu yang dilarang. Membuat provokasi yang tidak mengenakkan hati di bulan suci, itu yang dilarang.

Provokasi people power yang mengganggu kenyamanan saat beribadah puasa yang seharusnya penuh kekhusukan, itu yang dilarang. Mewarnai kegiatan bulan ramadhan dengan mengedepankan nafsu duniawi, itu yang dilarang. Tulisan, video di medsos, yang isinya nafsu amarah atas respon hasil sementara pilpres, itu juga yang tidak boleh.

Mereka memberikan respon berlebihan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Hasil pemilu tinggal menunggu dari hasil hitungan manual yang dilakukan KPU, bukan hasil hitungan sementara lainnya yang hanya untuk acuan sementara, bukan final. Dan tidak perlu mengada-ada.

Kondisi demikian, jelas lebih mengikuti hawa nafsu di tengah sedang melaksanakan ibadah puasa. Maka sekiranya bukan saja hanya akan membuat kegaduhan di bulan suci ramadhan, tapi akan mengganggu dirinya sendiri dalam menjalankan ibadah puasa, dan akan merusak nilai-nilai ibadah puasa ramadhan yang dijalaninya.

Hari ini, yang masih dalam waktu 10 hari kedua di bulan ramadhan, hari pengampunan, di mana Sang Khaliq menerima semua taubat, semoga mereka semua segera mendapat hidayah untuk menghentikan bentuk-bentuk perilaku provokatif yang mengganggu, dan sekiranya bisa merusak nilai ibadah bulan suci di tahun ini. Semoga!

Nganjuk, 19 Mei 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *