Nganjuk, SRTV.CO.ID – Klenteng Hok Yoe Kiong di Sukomoro, Nganjuk, menjadi pusat perhatian dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Perayaan ini menjadi momen berharga untuk memadukan tradisi kuno Tiongkok dengan nilai kebersamaan modern, sekaligus merefleksikan kehidupan dan mempererat hubungan antar keluarga.
Bastian, seksi rohaniah Klenteng Hok Yoe Kiong, menjelaskan bahwa persiapan Imlek dimulai dengan ritual khusus seminggu sebelum pergantian tahun. “Kami melaksanakan upacara untuk mengantar dewa-dewi kembali ke nirwana. Setelah itu, klenteng dibersihkan, termasuk ritual memandikan patung dewa-dewi menggunakan air bunga sebagai simbol penyucian dan kesiapan menyambut tahun baru,” ujarnya.
Pada malam menjelang Tahun Baru Imlek, umat Tionghoa melaksanakan sembahyang di rumah kepada Dewa Kekayaan, Cai Shen Ye. Kemudian, pada pukul 12 malam di hari pertama Imlek, mereka berkumpul di klenteng untuk berdoa kepada Tuhan di altar utama.
Serangkaian kegiatan terus berlangsung hingga hari keempat, yang ditandai dengan ritual memanggil kembali dewa-dewi. Puncak perayaan terjadi pada hari kesembilan, di mana sembahyang besar dipersembahkan kepada Tuhan sebagai wujud rasa syukur dan harapan.
Sebagai penutup, Cap Go Meh pada hari ke-15 menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu. Klenteng Hok Yoe Kiong akan menggelar pesta meriah dengan pertunjukan barongsai yang memukau, menarik antusiasme umat dan masyarakat luas.
“Imlek bukan sekadar perayaan, tetapi juga momen refleksi diri, menjaga harmoni, dan mempererat hubungan dengan keluarga serta lingkungan,” tambah Bastian.
Melalui tradisi yang terjaga ini, Imlek tidak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga menjadi sarana memperkuat spiritualitas, kebersamaan, dan semangat hidup baru bagi masyarakat Tionghoa.
Reporter: Ivana Aisha Benedicta
Editor : Tim Redaksi SRTV