Nganjuk, SRTV.CO.ID – Yanti, seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya berjualan es degan keliling, tengah berjuang keras untuk memerdekakan ijasah anaknya, Saiva Sindra.
Ijasah lulusan salah satu sekolah di Kabupaten Nganjuk tersebut masih tertahan di sekolah akibat tunggakan biaya pendidikan sebesar Rp1.067.000.
Tinggal di sebuah rumah reyot berdinding anyaman bambu di lingkungan Mlorah, Desa Mlorah, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Yanti dan keluarganya hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.
Penghasilan dari berjualan es degan yang pas-pasan sangat jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk melunasi tunggakan sekolah anaknya.
Tunggakan biaya pendidikan Saiva terdiri dari berbagai macam pos, mulai dari pengembangan, kesiswaan, UAS, USEK, try out, PHBN, hingga biaya foto.
Jumlah yang terbilang besar bagi keluarga sederhana seperti Yanti.
Kondisi rumah yang memprihatinkan semakin menambah beban pikiran Yanti.
Atap yang bocor, dinding yang lapuk, dan tiang penyangga yang rapuh membuat keluarga ini hidup dalam ketakutan.
Rumah yang sudah tidak layak huni tersebut sewaktu-waktu bisa saja ambruk dan mengancam keselamatan mereka.
“Harapannya ijazah bisa segera diambil, supaya anak saya bisa melamar pekerjaan menggunankan ijazah,” harapnya.
Kisah Yanti ini menyoroti permasalahan pendidikan yang masih menjadi tantangan bagi masyarakat kurang mampu di Indonesia.
Ketidakmampuan membayar biaya pendidikan seringkali menjadi penghalang bagi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Reporter : Samsul Arifin