Lomba Tangkap Maling Dusun Bulurejo Desa Kedungombo Berhadiah Hingga Satu Juta Rupiah 

Nganjuk – Srtv.co.id – Tak harus ada event tertentu untuk mengadakan lomba berhadiah uang tunai, peristiwa pun bisa menjadi ajang perlombaan untuk mendapatkan hadiah.

 

Seperti yang diadakan Dusun Bulurejo, Desa Kedungombo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur mengadakan lomba tangkap maling berhadiah uang tunai sebesar Rp 750.000 (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) hingga Rp 1.000.000 (Satu juta rupiah).

Informasi yang dihimpun awak media bahwa Dusun Bulurejo, Desa Kedungombo, Kecamatan Tanjunganom, Nganjuk rawan pencurian tabung gas LPG, Ayam, Kambing hingga pencurian Sapi.

 

sejumlah warga Dusun Bulurejo pada Senin (10/6/2024) siang hingga memasang banner yang bertuliskan “TANGKAP MALING, BERHADIAH, menangkap maling dilingkungan Dusun Bulurejo, Desa Kedungombo, malam hari: Rp 1.000.000,- siang hari: Rp 750.000,- “DISERTAI BARANG BUKTI” Mari Ciptakan Lingkungan Tertib, Aman & Nyaman.

 

Salah satu warga setempat atas nama Zainal Abidin yang sempat dikonfirmasi mengatakan satu bulan terakhir istirahat malam tidak nyenyak dikarenakan kalau malam hari harus waspada terhadap pencuri (Maling red) yang mengancam barang milik kita dan warga.

“Satu bulan terakhir itu terjadi pencurian Ayam, Tabung gas LPG, Kambing dan Sapi, juga terjadi pencurian Arco (Gerobak Sorong / Dorong red) yang sempat ketahuan warga sekitar,” kata pria yang biasa akrab dipanggil Zainal kepada wartawan pada Senin (10/6/2024) siang.

 

Zainal menjelaskan, pencuri arco ketahuan ketika sudah memegang argo dan siap dicuri atau dibawa lari, yang pada akhirnya sama warga sempat dilempar dengan alat pertanian yaitu ujung gejik yang runcing yang biasa digunakan untuk menanam jagung.

Bacajuga  Kerjasama dengan Yayasan Wings Peduli, Korem 081/DSJ Siap Salurkan Bansos PPKM Darurat

 

“Ketika dilempar menurut informasinya kena, tapi karena waktu itu malam hari gelap sehingga kena apanya kurang tahu, namun pelaku sempat kabur atau melarikan diri,” terangnya.

 

Lanjut Zainal, yang paling padat itu adalah satu minggu ini atau satu minggu terakhir, bahkan pelaku pencuri (maling red) membawa senjata tajam (sajam) jenis celurit.

 

Begitu pula Kepala Dusun (Kasun) Bulurejo, Desa Kedungombo Rega Aditya Prayoga ketika diwawancarai mengatakan, pemasangan banner berawal dari sering terjadinya kehilangan (kemalingan red) barang milik warga.

 

“Tujuannya warga biar semangat untuk menangkap pelaku pencurian (maling red) itu saja, kalau masalah uang pribadi Saya dan Pak Bayan,” kata Kasun Bulurejo yang akrab disapa Rega.

 

Rega menjelaskan, terakhir warga kehilangan satu ekor sapi dan ayam beberapa kali dan puluhan ekor.

 

“Titik rawan pencurian untuk saat ini kurang lebih 50-an titik, untuk pencurian sapi itu tidak ada yang tahu, namun untuk yang kedua itu sempat ada yang tahu gitu aja, itu kejadiannya di malam hari, dan belum tertangkap,” terang Rega.

 

Lanjut Rega, dengan pemasangan banner ini, harapannya pelaku pencurian bisa tertangkap.

 

“Hingga saat ini barang yang hilang diantaranya Sapi, Ayam, Tabung gas LPG, kambing dan masih banyak lagi yang lainnya, sebenarnya untuk peristiwa ini sudah lama kurang lebih 2 tahunan lah, namun kalau untuk sakti terjadi sekitar kurang lebih 2 hingga 3 mingguan,” ujarnya.

Bacajuga  Polwan Jember Gelar Pamor Keris, Sasar Jalur Segitiga Emas

 

Rega mengungkapkan bahwa, sudah sempat lapor kepada Kepolisian, dan sudah ditindaklanjuti, yang mana korbannya sudah dipanggil ke Polres namun pelaku hingga saat ini belum tertangkap.

 

“Untuk pemasangan banner hari ini sementara 3 titik, untuk rencana 5 titik, nanti pelaku pencurian tertangkap, selain itu kami juga memakai strategi lain, namun banner akan tetap dipasang,” tutur Rega.

 

Masih bersama Rega, masyarakat setiap malamnya tetap waspada di tempat masing-masing, atau di belakang rumahnya masing-masing.

 

“Pesan saja untuk yang lain biasanya orang yang menyuluh pada malam hari, itu jangan dulu lah, untuk ronda malam tidak ada, namun semua warga siaga di belakang rumah,” paparnya.

 

Sementara Kepala Desa (Kades) Kedungombo Hariyono ketika dikonfirmasi tidak mau diwawancarai, namun ketika berbincang-bincang membenarkan peristiwa rawan pencurian atau kemalingan.

 

“Kejadian 1 bulan terakhir ada dua titik dan untuk kehilangan atau pencurian satu ekor sapi sempat lapor hingga ke Polres, dan juga beberapa warga kehilangan Kambing dan tabung gas LPG,” ucap Kades Hariyono pada Senin (10/6/2024) di kantor Desa Kedungombo, Kecamatan Tanjunganom, Nganjuk.

 

Hariyono menjelaskan, satu pelaku sudah sempat ketahuan melalui rekaman CCTV saat melakukan aksi pencurian ayam, dan terduga berlaku adalah warga Desa Kedungombo sendiri.

 

“Pelaku mengakui bahwa dia melakukan atau mencuri, jawabannya hasil dari mencuri itu dibuat untuk makan,” terang Hariyono.

 

Lanjut Hariyono, untuk pencurian sapi atau kehilangan satu ekor sapi setelah kejadian tersebut atau setelah pengakuan pelaku.

 

Bacajuga  Truk Gas Alam Macet Terhantam Kereta BBM - srtv.co.id

“Untuk sapi yang hilang dicuri ditafsirkan harganya sekitar kurang lebih Rp 16.000.000 (enam belas juta rupiah) dan kondisi sapi juga lagi mengandung atau berbadan dua, sementara untuk satu ekor kambing yang hilang ditafsirkan sekitar Rp 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah),” ujarnya.

 

Hariyono mengungkapkan bahwa, terduga pelaku semuanya adalah orang yang berbeda, namun diduga masih ada kaitan jaringan dengan pelaku sebelumnya.

 

“Terduga pelaku kelihatannya dengan orang yang tidak sama, tapi diduga masih mitra dari pelaku sebelumnya atau diduga bagian dari jaringan pelaku sebelumnya,” tuturnya.

 

Hariyono menambahkan, sehingga warga dan Perangkat Desa, Dusun Bulurejo berinisiatif untuk memasang banner tersebut.

 

“Dengan seperti itu, orang yang mau masuk dengan tujuan yang tidak jelas ke Desa Kedungombo mesti mikir, dan pak kasun pun sempat ijin untuk memasang banner itu, akhirnya saya mengatakan tidak apa-apa, supaya ada efek jera, dan juga ada rambu atau pagar warga,” imbuhnya.

 

Masih bersama Hariyono, semua ini adalah kehendak warga dan Pak kasun, bukan Pemerintah Desa (Pemdes) dan kalau ada dan ini dan itu, itu adalah keinginan warga dan Pak kasun.

 

“Dengan ini supaya masyarakat Desa Kedungombo bisa ayem, tentrem, karena ini sudah terjadi tiap malam, bahkan warga ada yang sempat dibacok di kepalanya,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *