srtv.co.id Nganjuk – Proyek pembangunan jembatan di Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, menjadi sorotan karena dinilai lamban pengerjaannya. Tak hanya itu, dalam proses pekerjaan fisiknya diduga juga terjadi penyimpangan.
Pasalnya, proses pengerjaan fisik jembatan tersebut dinilai berlarut-larut. Di mana, sejak dimulai pertengahan 2022, sampai sekarang pekerjaannya belum selesai. Bahkan badan jembatan pun belum tersambung.
Sementara, sudah berbulan-bulan akses jalan di sekitar jembatan ditutup total dan merugikan warga setempat.
“Jalan ini menjadi jalur utama dari Desa Klurahan ke Desa Kalianyar, Desa Trayang, dan ke Kertosono. Selama penutupan jalan jembatan ini orang-orang yang lewat jadi putar jalur,” ujar Heru, salah satu warga yang tinggal di sekitar proyek.
Ketika diwawancarai media ini Kamis (27/10/2022), Heru menyebut penutupan jalan akibat proyek jembatan tersebut sudah berlangsung selama tiga bulan.
Menurutnya, jika penutupan terlalu lama seperti ini dan mungkin sampai beberapa bulan ke depan, maka warga akan dirugikan karena akses jalan utamanya terganggu.
Menurut informasi yang dihimpun media ini, proyek Jembatan Klurahan dimulai sejak Agustus 2022. Dalam laman LPSE Kabupaten Nganjuk disebutkan, proyek Dinas PUPR Nganjuk tersebut dimenangkan oleh CV Pratama Putra Mulia, dengan nilai kontrak Rp 824.852.000.
Sementara itu, selain persoalan lamanya pekerjaan, diduga juga terjadi penyimpangan dalam pekerjaan fisik proyek jembatan setempat. Di mana, pada tahapan pengerjaan tiang pancang, pihak pelaksana diduga menggunakan bahan drum kaleng yang tidak sesuai spesifikasi teknis.
Terkait hal itu, Abdul Hafidz, pihak pelaksana proyek tak menampik bahwa pihaknya menggunakan drum dalam proses pemasangan tiang pancang jembatan. Namun dia berdalih penggunaan drum tersebut hanya sebagai casing.
“Drum itu sebagai casing, agar tanah yang dibor itu tidak kembali lagi ke atas. Karena ini kan tanah lumpur kayak di Lapindo itu,” aku Hafidz.
Adapun terkait lama atau molornya waktu pengerjaan jembatan, diakui Hafidz karena kendala dana. “Ini kalau dananya sudah cair nanti sore langsung saya datangkan untuk pembesiannya,” ujar Hafidz, Kamis (27/10/2022).
Selebihnya, Hafidz menyebut bahwa pekerjaan jembatan tersebut sudah berjalan selama tiga bulan, dan masih tersisa waktu satu bulan lagi sampai batas akhir deadline.
“Insya Allah ini nanti kalau sudah saya cor semua, lantas saya datangkan back-hoe utk pengurukan, nanti bisa mempercepat prosesnya,” imbuh Hafidz.
Terpisah, Pj Kades Klurahan Sutopo juga merasakan bahwa pengerjaan proyek Jembatan Klurahan itu berjalan lambat. Karena itu, pihaknya sebagai representasi desa berharap bisa segera diselesaikan agar tidak menimbulkan kerugian lain.
“Karena selama ditutup itu warga menggunakan jalur alternatif jalan kampung yang kecil. Kami khawatir kalau terlalu lama ditutup, maka jalur alternatif yang kecil itu akan menjadi rusak.
Sedangkan terkait dugaan penyimpangan fisik dalam proyek tersebut, yakni penggunaan drum untuk pengecoran tiang pancang, Sutopo mengaku tidak mengetahui secara pasti.
“Karena saya dan warga kan memang tidak tahu RAB nya seperti apa. Tahunya terima jadi seperti itu,” imbuh Sutopo.
Pihaknya hanya bisa berharap, agar jembatan ini benar-benar awet dan bahannya berkualitas. “Tidak cepat rusak sehingga bisa dirasakan manfaatnya,” pungkas Sutopo.
Reporter: Erlita