srtv.co.id Nganjuk- Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Nganjuk melaksanakan pelatihan instruktur PKD (Pelatihan Kader Dasar), pada Senin (4-5/7/2022) di MWCNU Rejoso.
Pada kesempatan hari ini di hadiri oleh IKA (Ikatan Keluarga Alumni) PMII Husnul Mubarok, PKC (Pengurus Koordinator Cabang) PMII Jawa Timur Abdul Ghoni, Tim Instruktur PKC PMII Jatim Ubaidillah Idris dan seluruh keluarga besar PC PMII Nganjuk serta peserta dari uperwakilan beberapa komisariat di Kabupaten Nganjuk.
Ketua PC PMII Kabupaten Nganjuk Sri Rahayu Agustina mengatakan melakukan pelatihan instruktur terkait pembenahan kaderisasi PMII di Kabupaten Nganjuk lebih produktif dan lebih memiliki titik pokusnya di beberapa materi.
“Nantinya pasti kader-kader inilah yang akan menjadi tonggak organisasi ataupun sebagai promotor PMII Kabupaten Nganjuk,” ujarnya
Pelatihan instruktur ini dijelaskan untuk membenahi kaderisasi dan Nganjuk merupakan salah satu cabang terbaik di tingkatan Matraman karena baru di laksanakan oleh Nganjuk dari 11 cabang, ini sebagai ciri khas yang nantinya akan bisa menjadi sesuatu hal baru PMII yang ada di Indonesia.
Sasaran dari kegiatan ini adalah peserta yang sudah pernah mengikuti PKL (Pelatihan Kader Lanjut).
“Alhamdulillah kader yang mengikuti kegiatan ini 15 kader merupakan kader-kader pilihan yang sudah mengikuti PKL dan juga ader-kader aktif di Komisariat nya sendiri jadi tokoh-tokoh di dalam lembaga,” ungkapnya.
Harapan Agustina PMII Nganjuk lebih aktif lagi, lebih progres dan lebih memiliki nilai integritas jangan sampai kita menjadi kader PMII mudah terpengaruh dengan hal-hal yang baru.
Salah satu tim Instruktur PKC PMII Jatim Ubaidillah Idris memberikan tanggapan, Pelatihan instruktur ini cukup menarik menjawab kebutuhan kader-kader PMII hari ini karena pelatihan instruktur ini bisa menjadi alternatif bagaimana memastikan materi dan nilai-nilai PMII bisa tersampaikan pada kader.
“Tolak ukur orang cerdas dan sebagainya kalau tidak di teorikan secara praksis maka itu akan menjadi suatu hal halusinasi,” tuturnya.
Merawat nilai-nilai itu lebih sulit dari pada menciptakan nilai maka dari itu rawatlah, sampai kapanpun selagi masih bernafas maka itu harus dijaga.
“Harapannya ini bisa istiqomah kedepan pelatihan mencetak kader lebih kongkrit ngomong kuliatas dan kebutuhan zaman ini,” pungkasnya.
Reporter: Erlita