srtv.co.id Nganjuk – Menderita sakit jantung akut hingga menjalar ke paru-paru, Risky Falidatul siswi kelas 5 (lima) SDN Banjaranyar Kecamatan Tanjunganom, terpaksa tidak bisa mengikuti pelajaran dikelas, hingga tak masuk sekolah selama 6 (enam) bulan lamanya. Hal ini disampaikan oleh Imam Syafii, tokoh masyarakat setempat saat mengunjungi rumah Risky di Desa Banjaranyar rt 02/rw 01 Kecamatan Tanjunganom, Kamis (14/11/2019) pukul 14.00 wib.
Menurut Syafii, selama itu pula, gadis berusia 11 tahun buah hati dari Budiono-Sudarwati yang tergolong keluarga tidak mampu ini, sering keluar masuk RSUD Nganjuk untuk menjalani pengobatan, bahkan saat ini dia harus dirawat di Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya.
“Sejak naik ke kelas lima Sekolah Dasar, Risky ini belum pernah mengikuti pelajaran dikelas, kira-kira sudah enam bulan ini tidak masuk sekolah. Ya karena harus keluar masuk di rumahsakit, untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan,” ujar Syafii.
Namun begitu, masih kata Syafii, sakit yang diderita oleh Risky tak kunjung sembuh, bahkan harus dirujuk ke rumahsakit di Surabaya.
“Saat ini Risky terpaksa harus dirawat di rumahsakit Dr. Soetomo Surabaya, padahal kondisi ekonomi orangtuanya tergolong keluarga kurang mampu,” katanya.
Sedangkan Ketua rt 02 Dusun/Desa Banjaranyar Ikshanul Sanusi, mengaku bahwa keluarga Budiono adalah salahsatu pemegang kartu KIS diwilayahnya.
“Dalam catatan kami pak Budiono adalah pemegang kartu KIS, kita berharap kartu itu bisa bermanfaat untuk berobat ke rumahsakit,” akunya.
Senada disampaikan oleh Ribut Rahayu, Kader Posyandu Desa Banjaranyar, menurutnya untuk mencukupi kebutuhan biaya di rumahsakit Dr.Soetomo, warga setempat urunan untuk meringankan beban keluarga Budiono.
“Kami dari tetangga di Dusun Banjaranyar ini menggalang donasi atau urunan untuk keperluan keluarga pak Budiono selama di rumahsakit Surabaya,” terang Ribut.
Sebab, meski keluarga Budiono sudah memiliki kartu KIS (Kartu Indonesia Sehat) akantetapi ternyata ada biaya yang tidak bisa tercover oleh KIS.
“Kemarin itu ada biaya sebesar 1,3 juta yang tidak bisa dicover oleh KIS, jadi ya harus pakai biaya sendiri,” paparnya.
Sementara itu, Minto Bin Toha Komandan Tagana (Taruna Siaga Bencana) Dinas Sosial Kabupaten Nganjuk, menyerahkan bantuan 2 (dua) paket sembako kepada keluarga Budiono yang diterima oleh Mbah Mariyatun (80) nenek dari Risky Falidatul.
“Kami berharap bantuan ini bisa meringankan beban keluarga pak Budiono, dan adik Risky segera diberi kesembuhan,” harap Minto.
Ditemui SRTV diruang kerjanya, Nafhan Tohawi, SH., MH., Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Nganjuk, mengatakan selain memberikan vantuan paket sembako, pihaknya juga akan mengusahakan pengobatan gratis untuk Risky.
“Tadi Dinsos menyalurkan bantuan sembako untuk meringankan beban keluarganya. Selanjutnya kami akan mengambil langkah dan berupaya membebaskan biaya bagi pengobatan Risky agar segeta sembuh dan sehat kembali. Dan segera bisa masuk sekolah lagi,” ungkapnya.
Reporter : Tim Liputan SRTV
Editor : Pakde Kamto