Mbah Moen Wafat di Kota Suci Makkah Al – Mukarromah – srtv.co.id

Mbah Maimoen Zubair Meninggal

Srtv.co.id | Jakarta, NU Mustasyar PBNU KH Maimoen meninggal dunia di Makkah, Selasa (6/8). Berbagai ungkapan duka, belangsungkawa, serta doa datang dari warga NU melalui media sosial dan grup-grup WA.

Lalu bagaimana situasi di Kota Makkah pada hari wafatnya Kiai Maimoen?

Jurnalis nu online yang tengah berada di Makkah, Muhammad Faizin, mengungkapkan suasana Kota Makkah tiba-tiba mendung. Angin bertiup kencang tidak seperti biasanya.

“Selasa 6 Agustus Mbah Moen wafat. Tadi malam sekitar jam 3 turun hujan. Cuaca yang biasanya 42 derajat di siang hari sekarang 32 derajat. Jenazah masih di RS Annoor,” tulis Faizin.

Selain itu, info sementara jenazah Mbah Moen akan dimakamkan di Ma’la.

Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta warga NU untuk melaksanakan shalat ghaib atas wafatnya Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair.

Permintaan tersebut disampaikan Sekjen PBNU, A Helmy Faishal Zaini. “Kepada umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama, mari bersama-sama melaksanakan shalat ghaib dan membacakan surat Al-Fatihah untuk KH Maimoen Zubair. Semoga senantiasa ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi Allah Swt,” ungkap Sekjen Helmy.

Sekjen juga menyampaikan PBNU sangat berduka atas wafatnya Mbah Maimoen. “Indonesia kehilangan tokoh panutan, pemimpin, dan pengayom umat,” kata Sekjen.

Dengan wafatnya Mbah Maimoen, bangsa Indonesia kehilangan tokoh yang penuh sikap kebersahajaan. “Semoga teladan almaghfurlah diteruskan para kader-kader bangsa. Semoga Allah Swt mengampuni segala kekhilafannya & menempatkannya di surga yang terbaik,” imbuh Sekjen.

KH Maimoen Zubair merupakan sosok yang gigih untuk memperjuangkan nilai-nilai keislaman dan ke-Indonesia-an. Salah satu upaya penting yang dilakukan oleh KH Maimoen Zubair adalah menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah Swt atas perjuangan yang penuh dengan kesungguhan dan menghapuskan penjajahan.

“Semoga jejak keteladanan yang diwariskan oleh KH Maimoen Zubair bisa kita serap sebagai pelajaran untuk menghadapi tantangan zaman di masa yang akan datang,” tutup Sekjen.

Seperti diketahui Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair, wafat Selasa (6/8) pukul 04.17 di Kota Suci Makkah al Mukarromah.

Reporter : Kendi Setiawan

Editor : Bagus Jatikusumo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *