Puncak Hari Bhayangkara Ke 73 Polres Nganjuk Gelar Pesta Rakyat

Nganjuk / Puncak Hari Bhayangkari telah usai dilaksanakan dengan diakhiri Pagelaran Pesta Rakyat yang dilaksakan di Alon-alon Bebek yang suguhi pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan judul Sengkuni Gugur.

namun masih dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-73, Polda Jatim bekerja sama dengan Polres Nganjuk mengadakan Bakti Religi dengan menyerahkan 85 Padmasari kepada pemeluk agama Hindu di Kab.Nganjuka di Pura Kertabuana Giri Wilis di Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk, Selasa (15/7)

Kapolres Nganjuk AKBP Dewa Nyoman Nanta Wiranta S.I.K.,M.H.mengatakan, acara bakti religi ini dilaksanakan berdasarkan hasil konsultasi dengan sesepuh dan Polda Jatim.

“Kita geser tadinya di Polda, mungkin kita geser sekali-sekali di luar. Setelah konsultasi dengan para sesepuh dan senior, Polda berkenan untuk digeser ke Nganjuk,” terang Dewa.

“Punggawa-punggawa Jawa Timur semuanya hadir di sini untuk bersama-sama melaksanakan persembahyangan dan pembinaan Rohani untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan kita dan sekaligus sebagai perwakilan dari umat Hindu di Nganjuk,” terangnya.

Kapolres Nganjuk berharap adanya bakti religi yang dilakukan di Nganjuk ini bisa memberikan informasi kepada Semeton Semeton atau dalam bahasa Bali disebut sebagai saudara yang ada di Jawa Timur maupun yang ada di Bali, bahwa di Nganjuk terdapat pura peninggalan leluhur umat Hindu.

Bacajuga  Pj Bupati dan Kemenag Nganjuk Lepas Keberangkatan 713 Calon Jemaah Haji Kota Angin

“Nanti para hadirin sekalian mungkin semeton yang di Bali atau semeton yang di luar Jawa Timur ingin berkunjung ke Pura Kerta Bhuwana Giri Lawu, bisa memberi arah atau memberi informasi bahwa di sini ada leluhur yang sampai dengan saat ini memang harus kita lestarikan dan harus kita jaga betul untuk ke depannya,” pungkasnya

Perlu diketahui bahwa , Pura Kertabuana Giri Wilis terletak di kaki Gunung Wilis tepatnya Dusun Curik Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Nganjuk, Jawa Timur.

Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis sebagai tempat sembahyang orang yang beragama hindu dan juga salah satu dari tempat wisata yang ada di Kota Nganjuk Daerah perbukitan Gunung Wilis juga pernah dilalui oleh Jenderal Sudirman, sebelum melakukan Serangan Umum 1 Maret 1949 ke Yogyakarta.

Bacajuga  Pelaku Teror di Mabes Polri Seorang Wanita Simpatisan ISIS

Lokasinya tidak jauh dari kota Nganjuk kurang lebih lima belas kilo meter kearah selatan,udaranya sangat sejuk dan air di sekitarnya sangat sejuk,pemandangan yang indah kanan-kiri dpenuhi dengan pepohanan pinus dan hutan sono,ini yang akan menarik bagi para wisatawan baik lokal maupun dari luar kota Nganjuk.

Ada 114 kepala keluarga di Dusun Curik yang terdiri dari 500 jiwa, dan merupakan pemeluk agama Hindu. Mereka hidup rukun berdampingan dengan pemeluk agama lain yang bertempat tinggal di dusun-dusun sekitarnya.Tidak jauh dari Pure Kerta Buana Giri Wilas sebelah utaranya terdapat Masdjid yang digunakan orang Islam unutk melaksanakan Ibadah,ini menunjukkan b ahwa masyarakat Kota Nganjuk bisa hidup berdampingan antar agama dengan rukuan dan damai.

Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis merupakan Pura Penyawangan dari Candi Sapto Argo yang berada di puncak Gunung Wilis yang merupakan pemujaan Dewa Wisnu, Dewi Sri dan leluhurnya. Umat Hindu di Desa Bajulan setahun sekali naik ke puncak Gunung Wilis untuk melakukan bersih-bersih dan merawat Candi Sapto Argo sekaligus bersembahyang. Di sekitar Candi Sapto Argo terdapat situs-situs, sedangkan arca Dewa Wisnu dan Dewi Sri yang ada di Candi Sapto Argo telah hilang dicuri.

Bacajuga  Bupati Lantik Pejabat Baru Di Jajaran Pemda Nganjuk

Sesepuh-sesepuh umat Hindu yang ada di Desa Bajulan meyakini bahwa di sekitar Candi Sapto Argo terdapat lima prasasti dan saat ini yang telah ditemukan hanya tiga prasasti. Ketiga prasasti tersebut dipahat pada batu-batu yang besar yang hingga kini belum ada penelitian yang dilakukan di Gunung Wilis.

Kecamatan Loceret memang bisa mejadi tempat wisata sekaligus Wisata Relegi karena sampai saat ini ada di Desa Macanan terdapat Masdjid yang temaptnya berdampingan dengan Gereja ,semua kegiatan warga dalam melaksanakan Ibadah di temapt tersebut dan tidak perjadi gesekan sedikitpun,mereka saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *