Nganjuk, SRTV.CO.ID – Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tengah menjalani program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sawahan, Nganjuk. Mereka mengungkapkan pengalaman yang penuh tantangan sekaligus bermanfaat dalam hal cuaca dan pengamatan bencana alam. Tak hanya soal cuaca, tetapi sejak 6 Januari lalu, banyak sekali culture syok yang mereka rasakkan. Dari Sarapan Nasi pecel sampai menu makan malam nasi goreng, dengan ditemani kabut dingin.
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari program studi Geofisika untuk mendalami ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cuaca, iklim, dan bencana alam. Selama magang, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga diberikan kesempatan langsung untuk belajar dengan para ahli meteorologi, klimatologi, dan goefisika di BMKG Nganjuk. Salah satu mahasiswa, Lana Haidar, mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberikan wawasan lebih tentang bagaimana teknologi dan data meteorologi digunakan dalam praktek untuk mendukung prediksi cuaca dan mitigasi bencana.
“ini merupakan sebuah kesempatan berharga. Kami belajar dan terlibat langsung dalam analisis data cuaca dan bencana. Selain belajar tentang cuaca, kami juga mendapatkan pengalaman baru dengan kehidupan di Nganjuk.” Ungkap Haidar Selasa (04/02/25).
Selain program magang yang berkecimpung dalam pengamatan cuaca dan mitigasi bencana. Mereka juga merasakan langsung perubahan cuaca yang mereka rasakan di kota kelahiran mereka, Yogyakarta dengan kota Nganjuk. Hawa dingin yang selalu menyelimuti kota angin ini, ditambah dengan musim penghujan menjadikan kabut selalu menyelimuti wilayah kos mereka. “Disini dingin banget, sampe kita kaget kalau sore ada kabutnya, terus langsung kita videoin. Bahkan kalau satu hari nggak mandi kita nggakan bau. Beda dengan di Jogja, duduk sebentar saja sudah keringetan.” Jelas Lailia salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.
Selain cuaca yang ekstrem, mereka juga dibuat kaget dengan menu sarapan dan makan malam yang di sajikan oleh para penjual di sekitar tempat magang. Nasi pecel, menjadi salah satu menu sarapan yang kerap mereka temui di sekitar kos mereka. Kemudian ada nasi goreng yang kerap menemani makan malam mereka dengan nuansa dingin khas kota nganjuk. “Culture syok banget disini kebanyakan yang dijual pas pagi itu nasi pecel kalau malem nasi goreng. Bahkan bumbu satenya juga pake sambel pecel.” Ungkap Lailia.
Ada juga beberapa hal yang membuat mereka terkejut Ketika berada di kota nganjuk. Seperti jauhnya kantor BMKG dari kota dan terbatasnya akses kendaraan umum untuk menuju kota membuat mereka kesulitan pergi ke Stasiun. Akan tetapi dari banyaknya hal sulit yang mereka lalui, tidak membuat mereka beralasan untuk meninggalkan tugas mereka. Keteguhan hati serta semangat yang mereka emban membuahkan sebuah keberhasilan dengan tercapainya tugas kuliah selama kurang lebih satu bulan di kota yang belum pernah mereka singgahi sebelumnya. Dan pastinya banyak sekali pengalaman berharga yang mereka dapatkan selama kesempatan magang di BMKG Nganjuk ini. (*)