Berita  

Prabowo Emosi, Gibran Tatap Tajam Menteri & Jenderal: Ada Pemain Berniat Mainkan Ekonomi Rakyat?

Jakarta, SRTV.CO.ID – Suasana Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan mendadak berubah tegang. Presiden Prabowo Subianto tampak mengeraskan nada bicara, menahan emosi ketika menyampaikan arahannya kepada para menteri dan jenderal yang hadir. Di sampingnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terlihat menatap tajam ke sekeliling ruangan, seolah membaca gelagat satu per satu wajah yang duduk di kursi kekuasaan.

“Ada pemain-pemain yang niatnya bukan untuk bangsa, tapi untuk keuntungan pribadi,” ucap Presiden Prabowo, Rabu (6/8), dengan sorot mata tajam dan suara yang bergetar menahan kemarahan.

Dalam pidato yang berlangsung lebih dari 30 menit, Prabowo menegaskan bahwa memimpin pemerintahan bukan perkara mudah. “Saya ini kapten tim. Memimpin manusia itu tidak gampang, apalagi kalau di dalam tim ada yang main dua kaki,” katanya lantang, membuat beberapa hadirin menunduk dan saling pandang.

Presiden secara eksplisit menyinggung adanya aktor ekonomi yang mencoba bermain dalam kebijakan negara demi keuntungan sepihak, bahkan mengabaikan dampak terhadap masyarakat luas. “Saya siap hadapi mereka. Siapa pun yang merugikan rakyat, saya lawan. Jangan coba-coba!” serunya dengan nada tinggi.

Kritik keras Prabowo seolah menjadi peringatan terbuka bagi elite-elite yang selama ini bermain di balik layar kebijakan. Beberapa sumber menyebutkan, Presiden mulai gerah dengan adanya indikasi sabotase ekonomi, permainan harga, dan manuver politik di tengah masa transisi pemerintahan.

Gibran, yang selama ini dikenal kalem dan diplomatis, justru tampak garang kali ini. Sumber internal menyebutkan, Gibran ikut mencermati satu per satu menteri yang disebut-sebut terlibat dalam koordinasi kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.

 

Opini Publik: “Jangan Sampai Kabinet Jadi Sarang Pemburu Rente”

 

Pengamat kebijakan publik dan aktivis antikorupsi menilai, pernyataan Presiden bukan hanya bentuk kekesalan, melainkan sinyal keras adanya ketidakteraturan dalam internal kabinet yang harus segera dibersihkan. “Kalau Prabowo sudah bicara seperti itu, artinya dia tahu siapa pemainnya. Publik harus mendesak transparansi. Jangan sampai kabinet justru jadi sarang pemburu rente,” ujar Dimas Riyadi, Direktur Eksekutif Transparency Institute.

Beberapa ekonom menilai pernyataan Presiden merupakan bentuk frustrasi atas belum maksimalnya upaya pengendalian harga, distribusi pangan, dan stabilitas energi. “Ada kebijakan yang tidak sinkron. Prabowo tampaknya mulai menyadari ada yang sengaja mempermainkan instrumen negara,” ujar Arina Putri, analis ekonomi politik.

Pernyataan keras Presiden tentu membangkitkan harapan publik, tetapi juga menyisakan pertanyaan: siapa sebenarnya para “pemain” yang dimaksud? Jika Prabowo memang ingin melakukan perubahan serius dan berpihak pada rakyat, saatnya menyebut nama, membongkar jejaring, dan tidak hanya melempar retorika di balik podium kekuasaan.

Publik tidak butuh drama, tetapi ketegasan yang disertai tindakan nyata.

Reporter: Tim Redaksi SRTV

Editor: Sahabat BJK

Exit mobile version