Tanggapan Singkat Apa, Seperti Apa dan Mau Apa Pemda Nganjuk Dengan Guyangan ?

srtv.co.id Nganjuk- Dilema guyangan ketika dahulu di buka sebenarnya untuk melokalisir semua bentuk prostitusi dengan turunanya dan upaya mengendalikan kwantitas juga efek negatif di masyarakat, pada Jum’at (17/6/2022).

Dulu sekitar tahun 70 an mereka liar di jalan poros madiun surabaya tepatnya di morobau guyangan dan kedondong hingga menimbulkan kesan yang tidak enak dipandang dan singkat cerita akhirnya dilokalisir di wilayah kosong Kampung baru Guyangan Selatan.

Hingga perkembangan zaman menjadikan pertumbuhan ekonomi pesat, menjadi kehidupan ekonomi tersendiri dan banyak diminati orang orang perantau dari luar guyangan untuk mengais ekonomi.

Tulisan ini sekilas jejak sejarah dan tidak mengupas hal berbau agama, hingga akhirnya menjadi besar dan ditutup secara legal hingga yang dulunya untuk mengendalikan prostitusi menjadi ambyar dan liar.

Tidak ada lagi program Pemerintah Daerah termasuk pengendalian kesehatan, perlu di baca bahwa adanya lokalisasi tidak semuanya negatif ,namun ada juga nilai positif selain cepatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan yang dulunya sepi miskin ada banyak hal yang bisa dipantau dan dikendalikan termasuk kamtibmas dan banyak sekali penjahat yang bisa di jaring dan ditangkap.

Solusi lain efektif mengendalikan HIV-AIDS pada waktu itu dengan adanya pembinaan dan program Pemerintah Daerah, adanya pelatihan kerja yang mengentaskan penghuninya dan kalau di buka lagi sejarahnya akan banyak yg bisa di temukan.

Memang nilai negatif tidak akan bisa lepas di daerah seperti guyangan namun seperti kejadian saat ini menjadi kemunduran peradaban meskipun dibalut dengan modernisasi.

Dampak yang jelas terlihat mata menjadi liar dan pemandangan sangat tidak sedap di tepi jalan padahal guyangan adalah jalur lintas yg ramai, sudah tidak mencerminkan tata kelola pemerintahan yg mendidik dan preventif.

Karena saat ini kembali ke masa sebelum di lokalisir, menjadi rahasia umum pungutan liar di lingkungan semakin meresahkan sekaligus menyedihkan, bahkan dari segi kemanusiaan tidak ditemukan di saat kemarin pandemi covid.

Tentu ini sebenarnya menjadi ranah Pemerintahan dengan aparat yang berwenang.

Sampai disini menengok sekilas sejarah sudah ada yang kurang tepat dan yang meresahkan saat ini adalah bukan menjadi sempit akibat penutupan tetapi semakin liar dan melebar.

Ambil contoh perumahan sebelah selatan lokalisasi sekarang menjadi tempat hunian baru yang tidak terkontrol atau boleh jadi menjadi tempat baru pengembangan prostitusi terselubung, dilain semakin banyak orang luar yang masuk, mengontrak untuk giat ekonomi .

Sangat ambigu bila Pemda ingin mengentas dan menghilangkan prostitusi disaat yang sama lingkungan Desa RW-nya khususnya membuka lebar semaunya sendiri.

Bisa di croscek siapa yang asli penduduk guyangan dan seberapa banyak/mayoritas orang luar masuk, sangat naif bila ini hanya dilihat dan di prihatin, namun tidak ada upaya manusiawi mengentaskan dan menghilangkan setidaknya ada kebijakan untuk kedepan lebih manusiawi yang tidak mengganggu pandangan serta kenyamanan nganjuk.

 

Penulis : Agus Handoko

Exit mobile version