Santri Untuk Perdamaian Dunia – srtv.co.id

srtv.co.id Nganjuk | Revolusi Jihad yang di pimpin KH. Hasyim Asari, merupakan sebuah bukti dimana para santri ikut berjuang menjaga keutuhan NKRI, dalam peringatan hari santri 2019, ini PCNU Nganjuk menggelar Drama Kolosal di Gor Bungkarno, yang di ikuti Ratusan peserta dari Tua hingga muda.

Fragmen Revolosi Jihad menggamarkan perjuangan para santri, dan para kiyai setelah Indonesia memproklanirkan kemerdekaan. Nampak sejumlah pertempuran antara para santri dan warga Surabaya pun di pentaakan dengan penjiwaan yang luarbiasa.

Ketua panitia hari santri Kabupaten Nganjuk, Zainal Arifin mengatakan “Revolusi Jihad memiliki arti yang sangat mendalam, pertunjukan ini menggambarkan peran santri dan Kiyai dalam mempertahankan Kemergekaan Indonesia”. Paparnya.

Berlatar kejadian di Surabaya pada Oktober 1945. Saat itu ada upaya penjajah belanada yang ingin menguasai kembali Indonesia. Mengetahui hal tersebut para tokoh besar tidak tinggal diam. Seperti Romo Kiyai Hasyim Asy’ari, Bung Karno, Bung Tomo, dan Gubernur Suryo. “Pementasan ini menjadi pengingat sejarah perjuangan Para Kiyai dan Santri” papar Zainal Arifin.

Laskar santri yang bernama pasukan Hisbullah di gerkakan oleh para kiyai. Mereka meyakini bahwa membela tanah air teraebut sebagai bentuk jihad. Pagelaran yang di perankan sekitar 300 Orang. Terdiri dari pelajar, seniman, serta anggota kodim 0810 Nganjuk.

Sementara itu setelah pagelaran drama kolosal revolusi Jihad selesai Upacara dalam rangka peringatan hari santri pun di mulai, Dandim 0810 Nganjuk, Letkol Kav Joko Wibowo menjadi Pemimpin Upacara. Dalam sambutanya ia mengatakan Peran Santri dalam menjaga dedamaian dunia harus tetapbdi jaga terutama untuk menjaga keutuhan NKRI.

Sementara itu Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Jumadi mengatakan sangat mengapresiasi pertunjukan drama kolosal ini, dirinya yang juga kader terbaik PDI Perjuangan “Jasmerah” jangan pernah lupakan sejarah, santri merupakan bagian dari sejarah, berdirinya Indonesia.

Ditambahkan Marhein Jumadi Untuk para santri masa kini dalam menghadapi perkembangan 4.0 santri harua bisa menjadi warna, dalam perkembangan zaman, sekarang udah zamanya santri milenial, yang bergelut terhadap tehnologi, neski harus tetap di garis ajaran dan norma agama seperti yang diajarkan para kiyai.

Sementara itu KH.Ali Mustofa Said Ketua PC NU Nganjul mengatakan, di hari santri 2019 yang mengusung tema santri untuk perdamain Dunia, para santri harus bisa membuat perdamaian di muka bumi ini, dengan toleransi, dan ilmu yang di pwroleh di pondok pesantren harus bisa membuat para santri lebih baik dan mewarnai dalam perhelatan pembangunan dunia.

Reporter : Samsul Arifin

Editor : B Jati Kusumo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *