Mami Silvi tawarkan sex online
srtv.co.id Kediri – Selama kurang lebih satu tahun melakoni profesinya sebagai seorang Mucikhari. Nofi Irawati alias Mami Selvi (34) asal Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri Jawa Timur, diketahui telah memiliki 10 anak buah.
Harga yang ditawarkan kepada pelanggan bervariatif kisaran terkecil 600 ribu hingga 1 juta maksimal. Dari jasanya tersebut selaku perantara atau penyalur tersangka setiap satu kali transaksi, selalu mendapat imbalan tidak tentu terkadang 100 hingga 200 ribu.
Modus operandinya, Mami Selvi menawarkan,memasarkan,menyalurkan cewek Boking Online melalui pesan Whats up untuk jasa portitusi kepada pelanggan, tamu, pria hidung belang dengan menunjukan foto beserta tarif ML.
“Dari situ kita dapat keterangan jika yang bersangkutan,melakukan kegiatan ini kurang lebih selama satu tahun dan memiliki 10 anak buah. Modus operandiya dengan cara menawarkan lewat what up, jadi hanya memang lingkungan orang tertentu. Kita juga awalnya sempat kesusuahan masuk ke komunitas tersebut. Tetapi kita coba atas kegigihan rekan rekan PPA alhamdulilah kita dapat ungkap.” Jelas Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Ambuka Yudha Hardi Putra Rabu (15/05/2019).
Dari 10 anak buah, yang disalurkan oleh tersangka untuk melayani hasrat seksual para lelaki hidung belang, semuanya dikategorikan sudah dewasa dan cukup umur antara 18 tahun ke atas.
Seperti diketahui kronologis pengungkapan berawal, ketika petugas Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Kediri Jawa Timur mendapat pengaduan dari masyarakat terkait dugaan portitusi Online di salah satu hotel di Wilayah Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
Polisi kemudian melakukan penggerebakan dikamar hotel 306. Saat itu dipergoki, seorang pekerja sexs komersial bersama lelaki hidung belang usai melakukan hubungan badan.
Kedua pasangan mesum tersebut kemudian digelandang ke Mapolres untuk dimintai keterangan. Ketika dimintai keterangan, saksi PSK berinisial RS, mengaku jika dirinya disalurkan oleh Nofi Irawati alias Mami Selvi.Satu kali kencan (shorttime) ketika itu dihargai 600 ribu.
Reporter : P. Setiawan
Editor : Bagus Jatikusumo
