Revitalisasi Produksi Petani Jakaba Dalam Pemulihan Tanaman di Kelompok Tani Sukomoro

Revitalisasi Produksi Petani Jakaba Dalam Pemulihan Tanaman di Kelompok Tani Sukomoro

srtv.co.id Nganjuk- Ketahanan pangan menjadi kunci dalam menghadapi ancaman krisis pangan di masa depan, ditambah harus mampu mencukupi kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau dan kualitas yang terjaga sehingga perlu adanya revitalisasi.

Revitalisasi produksi pangan perlu ditingkatkan seiring dengan pertambahan jumlah populasi penduduk di Indonesia, sehingga perlu disertai dengan peningkatan pengetahuan petani pada produktivitas pangan.

Kecamatan Sukomoro merupakan salah satu Daerah pertanian dengan hasil tanaman bawang merah, padi, sayur dan buah yang cukup baik di Kabupatan Nganjuk.

Ketua Lelompok Tani Sido Mulyo, Setiadi menjelaskan bahwa, permasalahan yang dihadapi petani khususnya di Sukomoro sangat kompleks.

“masalah yang dihadapi oleh teman-teman petani adalah hama, kurang suburnya tanaman, dan harga pupuk yang tinggi dimana saat ini pupuk subsidi sudah langka” ucap Setiadi Pada selasa (20/9/2022) pukul 20.00 di Desa Pehserut, Kecamatan Sukomoro.

Hal ini yang menjadikan peneliti dari Pendidikan IPA Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pengetahuan (STKIP) PGRI Nganjuk Yulia Dewi Puspitasari, M.Pd untuk mengembangkan Jamur Keberuntungan Abadi (Jakaba) yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani sehingga produktivitas pertanian dapat meningkat dan ketahanan pangan terjaga.

“Langkah kami ingin membantu permasalahan yang dihadapi oleh petani ditengah harga pupuk yang tinggi dan peningkatan kesejahteraan petani, semoga dengan bantuan Hibah Pengabdian Masyarakat Stimulus dari Ditjen Dikti Kemdikbud dapat tercapai semua,” ungkap Yulia.

Jakaba merupakan kepanjangan dari Jamur Keberuntungan Abadi, dimana jamur ini diperoleh dari rendaman air leri yang didiamkan selama 20 hari. Setelah itu, jamur ini akan muncul.

“Jakaba bisa dijadikan POC (Pupuk Organik Cair) yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan dapat sebagai pengganti pestisida kimia,” pungkasnya.

Semua ini menjadi sangat taktis karena disamping tanaman petani menjadi subur juga petani mendapatkan tambahan pendapatan hasil dari penjualan Jakaba.

Anggota kelompok tani Sido Mulyo, Purnomo menyampaikan bahwa tanaman melon yang semula layu setelah menggunakan Jakaba, sekarang menjadi lebih subur dan segar kembali.

“Tanaman melon yang semula layu dan mulai menguning dengan menggunakan jakaba dengan perbandingan 1:12 melon menjadi subur kembali,” ujarnya.

 

Reporter: Erlita

Exit mobile version