Berita  

Lahir Baru dari ‘Sampah’ Pohon Natal 12 Meter dari 1.500 Botol Bekas Hiasi Gereja Tertua di Nganjuk

Nganjuk, SRTV.CO.ID – Pemandangan berbeda tersaji di pelataran Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Aditoya, Desa Jatigreges, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk. Menyongsong Natal 2025, jemaat gereja tertua di Kabupaten Nganjuk ini berhasil mencuri perhatian publik dengan mendirikan pohon Natal megah setinggi 12 meter yang seluruhnya terbuat dari limbah botol plastik.

Bukan sekadar hiasan berkelap-kelip, instalasi raksasa yang tersusun dari lebih 1.500 botol plastik bekas dan kerangka bambu lokal ini membawa pesan mendalam tentang “Pertobatan Ekologis”.

Pendeta GKJW Aditoya, Pdt. Wawuk Kristian Wijaya, menjelaskan bahwa pemilihan bahan bekas ini merupakan simbol bagi kehidupan manusia. Botol yang awalnya dianggap sampah dan tak bernilai, kini diubah menjadi sesuatu yang indah dan mulia.

“Filosofinya adalah kita ini manusia yang perlu ‘didaur ulang’. Seperti botol bekas ini, kehidupan kita dari pendosa dipanggil menuju pertobatan. Natal adalah momen di mana Yesus datang agar kita lahir baru,” ujar Pdt. Wawuk saat ditemui di lokasi.

Proses pengerjaan pohon ini memakan waktu hampir tiga minggu sejak akhir November 2025. Menariknya, seluruh proses perangkaian dilakukan secara gotong royong oleh para pemuda gereja menggunakan botol yang dikumpulkan dari lingkungan sekitar dan pengepul.

Sebagai gereja bersejarah yang dirintis sejak tahun 1856 oleh Raden Kertaguna (Markus Baris), GKJW Aditoya ingin Natal tahun ini menjadi refleksi bagi bangsa. Pdt. Wawuk menekankan bahwa pertobatan tidak hanya soal spiritual, tapi juga sosial dan lingkungan.

“Dalam suasana bangsa saat ini, Natal membawa pesan khusus untuk pertobatan ekologis dan pertobatan lingkungan. Kita diajak menjadi bangsa yang mau saling mendengar, bukan hanya mementingkan kelompok politiknya, tetapi seperti Yesus yang datang merangkul semua agar kehidupan terus berlanjut,” sambungnya.

Meski terbuat dari barang bekas, estetika pohon Natal ini tidak kalah dengan pohon modern. Pada malam hari, ribuan botol tersebut membiaskan cahaya lampu hias yang cantik, menciptakan siluet megah yang memadukan kekuatan bambu lokal dengan kilau plastik.

Melalui karya ini, GKJW Aditoya berharap masyarakat Nganjuk dan sekitarnya dapat terinspirasi untuk lebih peduli terhadap kelestarian alam sambil terus menjaga api kerukunan di tengah keberagaman Indonesia.

Reporter : Etna Laela
Editor : Inna Dewi Fatimah

Exit mobile version