Berita  

Jenguk Anak Cerebral Palsy di RSUD Kertosono, Kepala Dinkes Nganjuk Pastikan Penanganan Terbaik dan Pendampingan Berkelanjutan

Nganjuk, SRTV.CO.ID – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nganjuk, Dr. Tien Farida Yani, menjenguk dan memantau langsung perawatan pasien anak bernama Aprillia Ulil Mufidah (7,5), di RSUD Kertosono, Sabtu (1/11/2025).

Anak perempuan malang ini diduga menderita cerebral palsy, dan kini tengah menjalani perawatan intensif.

Didampingi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (PPKB) Kabupaten Nganjuk, Asti Widyartini, dr. Tien memastikan bahwa penanganan medis terhadap Aprillia berlangsung dengan baik dan cepat.

“Anak Aprillia sudah 10 hari menjalani perawatan intensif di RSUD Kertosono. Dua hari ini kondisinya sudah menunjukkan perbaikan, meski masih cukup memprihatinkan,” ujar dr. Tien, sembari mengulas kronologi perawatan sang bocah.

Dr Tien menjelaskan, Aprillia pertama kali dibawa ke IGD RSUD Kertosono pada Rabu 22 Oktober 2025. Kemudian pada 26 Oktober 2025 hingga hari ini (1/11/2025), menjalani perawatan lanjutan di Ruang Krisan RSUD Kertosono.

Keluhannya saat pertama kali masuk IGD cukup berat. Mulai dari kejang-kejang berulang, muntah dan BAB berwarna hitam, serta demam tinggi. Gejala itu mengindikasikan kondisi lambung dan pencernaan yang kronis.

Menurut orangtuanya, Habib Soleh dan Sunarsih, warga Dusun/Desa Kelutan, Kecamatan Ngronggot, Aprillia sudah sering mengalami kondisi ini sejak usia 9 bulan.

Ia juga tak kunjung bisa berjalan. Berat badannya terus menurun setelah usia 5 tahun.

Sejak memasuki usia sekolah, kontrol kesehatan terhadap Aprillia juga terhenti karena tak lagi rutin dibawa ke posyandu.

Kondisi Aprillia yang seperti ini, menurut Dr Tien, masuk dalam kriteria cerebral palsy. Di mana, terjadi gangguan otak dan saraf yang mempengaruhi kemampuan gerak kaki, tangan, kemampuan makan, bahkan sampai tidak bisa bicara.

Ditambah lagi, kondisi ekonomi orangtua yang mungkin berat, sehingga Aprillia kekurangan asupan gizi.

Melihat kondisi Aprillia yang kompleks ini, dr Tien segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.

“Kami berencana merujuk Aprillia ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya untuk mendapatkan penanganan lebih komprehensif. Terutama dalam perbaikan gizi dan diagnosa pencernaannya,” jelasnya.

Ada kejadian menyentuh saat dr Tien menjenguk Aprillia. Sang ayah, Habib Soleh, tampak menangis haru saat Dr. Tien mendekati dan menenangkannya.

Sembari menguatkan batin ayah Aprillia, Dr Tien menjelaskan bahwa kondisi Aprillia bukan semata-mata karena kekurangan gizi. Melainkan ada penyakit mendasar yang membuatnya sulit berkembang, yang diduga cerebral palsy.

Lebih lanjut, Dr Tien memastikan Dinkes Nganjuk bersama pihak terkait akan melakukan pendampingan yang berkelanjutan untuk Aprillia.

Untuk kebutuhan rujukan ke RSUD Dr Soetomo Surabaya, pihaknya siap membantu transportasi dan akomodasi keluarga. Adapun biaya perawatan Aprillia sepenuhnya telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Berikutnya, Dinkes juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Baznas, untuk mendampingi dan membantu ekonomi keluarga Aprillia.

“Kami koordinasi dengan Dinsos dan Baznas, untuk memastikan keluarga Aprillia mendapatkan haknya, dibantu keberlangsungan ekonominya secara rutin setiap bulan,” ungkap dr Tien.

Kunjungannya ke RSUD Kertosono juga menjadi jawaban atas informasi yang beredar di media sosial, terkait kurangnya perhatian pemerintah. “Kami wajib kroscek langsung. Kalau ada hak warga yang belum terpenuhi, maka sistem dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten harus dibenahi,” pungkasnya.

Reporter : Etnalaila
Editor : Inna Dewi Fatimah

Exit mobile version