Nganjuk, SRTV.CO.ID – Dua atap ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) ambruk dalam kurun waktu satu hari, Jumat (24/10/2025). Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam dua insiden tersebut.
Kejadian pertama terjadi pada Jumat pagi di SDN 2 Jatigreges, Kecamatan Pace. Ambruknya atap ruang kelas ini memaksa puluhan siswa harus dipindahkan dan melanjutkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tenda darurat yang kondisinya panas.
Secara mengejutkan, pada malam harinya, bencana serupa kembali terjadi di lokasi berbeda, yakni di SDN 1 Ngudikan, Kecamatan Wilangan. Atap ruang kelas 4 di sekolah ini juga ambruk.
Pihak sekolah di SDN 1 Ngudikan sebenarnya telah berupaya mengantisipasi. Sebelum kejadian, ruang kelas 4 telah dikosongkan karena kondisi atap yang dinilai sudah mengkhawatirkan.
Siswa dipindahkan ke ruang kelas lain yang kosong, mengingat sekolah ini merupakan hasil merger (penggabungan) dengan SDN 3 Ngudikan.
Namun, yang menjadi keprihatinan adalah fakta bahwa ruang kelas yang roboh tersebut pernah menerima program revitalisasi pada tahun 2018, termasuk bagian atap yang kini ambruk. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kualitas pengerjaan proyek.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, Puguh Harnanto, yang langsung meninjau lokasi, menegaskan bahwa kualitas bahan bangunan, khususnya pada bagian atap, harus diawasi lebih ketat.
“Kalau kita lihat, sekolah yang roboh selalu pada bagian atap. Ini menunjukkan bahwa kualitas kayu yang digunakan perlu diawasi dengan lebih ketat,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan seluruh pihak sekolah di Nganjuk untuk lebih proaktif dalam merawat fasilitas.
“Sekolah harus proaktif. Jika ada kerusakan kecil, segera perbaiki menggunakan dana BOS. Jangan sampai dibiarkan hingga merembet ke ruang kelas lain,” ujarnya.
Dinas Pendidikan saat ini tengah berkoordinasi untuk memastikan KBM para siswa tetap berjalan optimal sembari merencanakan perbaikan total bagi dua sekolah yang terdampak.
