Nganjuk, SRTV.CO.ID – Satu lokal ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Jatigreges, Pace, Kabupaten Nganjuk, dilaporkan ambruk pada pagi hari tadi, Jum’at (24/10/2025).
Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, insiden robohnya atap kelas 4 tersebut membuat dua ruang kelas lain yang berdekatan kelas 5 dan 6 juga harus dikosongkan karena dinilai rawan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, Puguh Harnoto, S.STP., M.M., menyatakan keprihatinan atas musibah ini dan memastikan langkah cepat telah diambil untuk mengamankan lokasi serta menjamin kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa tetap berjalan.
“Kami atas nama pemerintah daerah, tentunya Dinas Pendidikan, menyampaikan prihatin atas kejadian pada pagi tadi karena salah satu sekolah dasar negeri SDN 2 Jatigreges ini ada musibah satu lokal ruang kelas roboh atap. Meskipun ini berangkai dengan dua lokal yang lain, satu bidang,” ujar Puguh Harnoto.
Langkah awal yang dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Nganjuk adalah berkolaborasi dengan Koordinator Wilayah (Korwil), Kepala Desa, Kepala Sekolah, dan masyarakat untuk mengamankan lokasi, termasuk memasang police line di area tiga lokal kelas yang terdampak.
“Termasuk mengamankan dengan police line agar anak-anak yang masih aktif untuk kegiatan belajar-mengajar menghindari dulu dari lokasi ini. Sekalian nanti kita akan membersihkan lokasi yang ambruk,” jelas Kadisdik.
Ketiga kelas tersebut yakni, Kelas 4, 5, dan 6 sebelumnya masih digunakan untuk KBM. Menurut Kepala SDN 2 Jatigreges, Pujianto, atap kelas 4 ambruk sekitar pukul 07.49 WIB, setelah siswa-siswi yang ada di dalam telah keluar untuk kegiatan Jumat bersih, sehingga tidak ada korban jiwa.
Tiga kelas yang terdampak dihuni oleh total 14 siswa yakni, Kelas 4 dengan 6 siswa, Kelas 5 dengan 2 siswa, Kelas 6 dengan 8 siswa. Disdik memastikan KBM tidak diliburkan dan tetap dilanjutkan.
“Saya kira tidak [diliburkan]. Jadi tetap lanjut nanti, dan hari ini nanti kita upayakan ada keputusan terhadap 14 anak berikut,” tegas Puguh Harnoto.
Saat ini, pihak sekolah bersama Disdik tengah mengupayakan pengalihan KBM. Opsi sementara adalah mengoptimalkan ruang kelas lain di sekolah atau memanfaatkan ruang warga sekitar, mengingat kondisi dua kelas di sampingnya juga dinilai rawan karena merupakan satu masa bangunan dan belum pernah direhabilitasi total.
Menanggapi kondisi bangunan yang rata-rata usianya sudah sangat tua terakhir kali direhab atap pada tahun 1997 dan bangunannya jauh lebih lama Disdik Nganjuk menegaskan bahwa rehabilitasi total akan menjadi prioritas.
“Ini nanti tentunya kewajiban kami, agar segera mengajukan usulan. Tentunya ini menjadi prioritas nanti untuk proses pembangunan usulan pembangunan proposal di revitalisasi 2024 berikutnya langsung ke ruang kelas,” tutupnya.
Puguh, memastikan perbaikan akan segera diusulkan mengingat pentingnya keselamatan dan kenyamanan siswa dalam belajar.
Sementara Kepala Sekolah, Pujianto, menambahkan bahwa pihak sekolah sudah pernah mengusulkan pembangunan untuk ketiga kelas tersebut pada Juli 2025, namun belum ada tindak lanjut. Pihaknya bersyukur tidak ada korban dalam kejadian ini dan berharap perbaikan dapat segera dilakukan.
Reporter : Etna Laela
Editor : Inna Dewi Fatimah
