Berita  

Menyingkap Pesona Sedudo Warisan Leluhur, Awet Muda, dan Ritual Buccal Sukerta

Nganjuk, SRTV.CO.ID – Air Terjun Sedudo, keindahan yang bercampur dengan misteri, tersembunyi di lereng Gunung Wilis, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, telah lama menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dan pencari berkah.
Terletak di ketinggian 1.438 meter di atas permukaan laut, Sedudo tak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga menyimpan segudang kisah mitos dan ritual kuno yang masih lestari hingga kini.
Terutama setiap Bulan Suro, ribuan orang berbondong-bondong datang untuk menjalani ritual siraman dan berendam, mempercayai khasiat magis air terjun ini.
Sholeh Sundafa, Kepala Dusun Ngliman, Desa Ngliman, menjelaskan sejarah dan dampak siraman Sedudo dari sudut pandang masyarakat setempat. Menurutnya, tradisi siraman Sedudo bermula sejak air terjun ini dibuka untuk umum.
“Dulu ada sosok pembabat Air Terjun Sedudo yang melaksanakan ritual-ritual tertentu, sehingga air terjun ini memiliki khasiat berkah, yaitu keberkahan air dari air terjun tersebut bisa menjadikan siapa saja yang mandi di sini awet muda,” ungkap Sholeh.
Hingga saat ini, masyarakat Desa Ngliman bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Nganjuk melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) terus melestarikan kebudayaan Jawa asli Desa Ngliman yang dikenal dengan sebutan “Nguri-nguri Kebudayaan Jawi Asli Desa Ngliman.” Ritual siraman Sedudo merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian acara bersih desa Ngliman.
“Air Terjun Sedudo ini terhubung dengan cikal bakal Desa Ngliman, yaitu Mbah Kali Desa Ngliman, Mbah Wali Ageng Gedong Kilen,” jelasnya.
Prosesi acara dimulai dengan ritual selamatan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Desa Ngliman, kemudian dilanjutkan dengan Jamasan Siraman Sedudo. Ritual ini, yang disebut juga “Wilujengan,” secara khusus dilaksanakan untuk bersih desa.
Dampak dari siraman Sedudo, menurut Sholeh, tidak hanya berlaku untuk Sedudo saja, tetapi juga merupakan salah satu sarana atau upaya masyarakat Nganjuk, khususnya di bagian selatan kawasan Air Terjun Sedudo, Desa Ngliman, dan sekitarnya, sebagai kegiatan Buccal Sukerta atau pensucian.
“Ngedohne sambikala dalam artian kita melakukan penyucian diri menggunakan Air Terjun Sedudo ini sebagai bentuk wujud atau gambaran seseorang yang sedang membersihkan badan,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa dengan niat tertentu, air yang digunakan sudah melalui ritual khusus, sehingga khasiat dari air itu sendiri berbeda dengan air biasa.
“Itulah yang dinamakan dengan berkah Air Terjun Sedudo, yaitu berkah awet muda,” tegasnya.
Secara tradisional, dampak yang diharapkan dari siraman Sedudo terhadap tubuh manusia adalah awet muda.
Mitos ini telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi daya tarik utama bagi banyak orang untuk datang dan merasakan langsung khasiatnya.
Selain itu, sebagai bagian dari ritual Bucalsukerto, siraman ini juga diyakini dapat menyucikan diri dan menghilangkan kesialan atau hal-hal negatif dari dalam tubuh.
Sebelumnya, juru kunci yang memimpin ritual siraman Sedudo adalah almarhum Mbah Fi’i. Namun, setelah beliau meninggal dunia, tugas ini sementara digantikan oleh Mbah Mayar, juru kunci makam Gedong Kulon.
Reporter : Inna Dewi Fatimah
Exit mobile version