Berita  

Jolotundo Berawal Dari Lima Tenda Glamping hingga Jadi Magnet Wisata Nganjuk

Nganjuk, SRTV.CO.ID – Wisata Jolotundo Taman Edukasi dan Glamping, sebuah destinasi wisata lahir di penghujung masa sulit Covid 19, tepatnya pada Agustus 2023. Bermula dari inisiatif sederhana dengan lima tenda glamping dan sebuah kafe di tepi sungai, kini, dua tahun berselang, Jolotundo telah menjelma menjadi magnet wisata yang buka setiap hari, menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru.

Yayuk Sumarsih, Manager Promosi dan Produk Wisata Jolotundo, dengan antusias menceritakan awal mula berdirinya tempat yang kini menjadi kebanggaan masyarakat Nganjuk ini.

“Dulu, tempat ini sebenarnya sudah ada sebagai tempat wisata, namun sempat terbengkalai akibat pandemi,” ungkapnya.

Penghasilan tempat wisata sebelum dikelola pihak lain turun drastis. Namun, melihat potensi alam yang luar biasa di sini, muncul ide untuk membangun kembali dengan konsep yang berbeda.

Jolotundo Glamping & Edu Park merupakan buah gagasan seorang pengusaha muda lokal Nganjuk, Ridhan Nandari. Pria asal Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom ini, awalnya membangun tempat ini khusus untuk kegiatan rekreasi perusahaannya.

Setelah melakukan survei di sekitar lereng Gunung Wilis, Ridhan menemukan lokasi yang ideal. Namun, seiring berjalannya waktu, rencana tersebut berkembang pesat. Animo masyarakat yang tinggi membuat konsep Jolotundo yang awalnya eksklusif untuk perusahaan, kini dibuka untuk umum.

“Ternyata, antusiasme masyarakat sangat luar biasa,” tuturnya.

Awalnya pengelola hanya buka saat akhir pekan, dari Jumat sampai Minggu, kemudian bertahap. Namun, karena banyaknya permintaan dan keluhan pengunjung yang tidak kebagian tempat, kami terpaksa menambah jadwal buka menjadi setiap hari, kecuali Senin dan Selasa. Sekarang buka setiap hari.

Pantauan wartawan koran ini pada Jumat (25/4/2025) menunjukkan betapa populernya Jolotundo.

Sejak dibuka pukul 09.00 WIB, area parkir telah dipenuhi setidaknya 41 sepeda motor dan 12 mobil.

Dari 70 tenda glamping yang tersedia, sebagian besar juga terlihat telah terisi oleh wisatawan yang ingin menikmati suasana santai di bawah rindangnya pohon pinus.

Bahkan, untuk bisa merasakan sensasi menginap di tenda-tenda tersebut, pengunjung harus rela mengantre untuk melakukan reservasi.

Pengelolaan Jolotundo Glamping dan Edu Park dilakukan secara swasta dengan sistem kerjasama bersama Perhutani.

Ridhan Nandari sebagai pengelola tidak hanya fokus pada aspek bisnis, tetapi juga memiliki komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan.

“Kami memiliki kontrak dengan Perhutani untuk ikut menjaga dan melestarikan hutan pinus di area ini,” tegasnya.

Masterplan pembangunan wisata Edupark ini juga sepenuhnya sesuai dengan izin yang diberikan oleh Perhutani. Lahan yang di kembangkan saat ini adalah tanah lapang, sehingga tidak merusak ekosistem hutan yang ada.

Menurut informasi saat ini, Jolotundo telah mengelola sekitar 10 hektare lahan pinus milik Perhutani, dan tidak menutup kemungkinan luas area wisata ini akan terus bertambah seiring dengan pengembangan fasilitas dan atraksi baru.

Kehadirannya tidak hanya menghidupkan kembali potensi wisata di Desa Bajulan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.

Reporter : Ahmad Zaki

Editor : Tim Redaksi SRTV

Exit mobile version