Berita  

Petani Nganjuk Ragukan Kemampuan Bulog Serap Gabah Sesuai HPP

Nganjuk, SRTV.CO.ID – Kemampuan Bulog Cabang Kediri dalam menyerap gabah petani di Kabupaten Nganjuk sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram diragukan. Keraguan ini muncul akibat kendala yang datang bertubi-tubi sejak awal program dijalankan, terutama terkait kuota dan sistem pendaftaran.

Aji Dwi, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Desa Kampungbaru, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, mengatakan bahwa tanda-tanda permasalahan sudah terjadi sejak awal masa panen. Menurut Aji, jadwal panen gabah di wilayah Kecamatan Tanjunganom tidak serentak. Ada desa yang panen belakangan seperti Desa Kampungbaru. Di sisi lain, ada yang sudah panen seperti Desa Jogomerto dan Sumberkepuh.

“Kalau yang sudah panen Februari kemarin mungkin masih bisa terserap. Tapi petani di Desa Kampungbaru tidak bisa. Setiap mendaftar kuotanya selalu penuh,” terang Aji, Sabtu (22/3/2025).

Lebih lanjut, Aji menjelaskan bahwa Bulog sudah memberikan solusi dengan pendaftaran langsung melalui nomor WhatsApp (WA), yang dibuka sejak 21 Maret 2025 sampai 25 Maret 2025. Namun, hal ini menurut Aji justru memicu masalah baru. Ia dan para petani di desanya tak yakin bisa berjalan lancar karena keterbatasan kapasitas pengeringan yang dimiliki Bulog Kediri.

“Jadi meskipun kuota ditambah melalui pendaftaran WA, tapi kalau kapasitas pengeringnya tetap, ya itu sama saja tidak menyelesaikan masalah,” ujar Aji.

Keresahan petani Kampungbaru tak berhenti sampai di situ. Aji mengatakan, jika petani kemudian mendaftar melalui WA, maka akan menimbulkan kekhawatiran akan ditolak lagi oleh Bulog.

“Ini sudah saya sosialisasikan ke petani. Jadi setelah mendaftar melalui WA, petani diminta mengirim sendiri hasil panen gabah ke gudang Bulog. Pakai armada petani sendiri. Nah ini petani jadi khawatir, nanti sudah terlanjur diangkut, dibikinkan surat jalan, eh tahu-tahu sampai di Bulog disuruh pulang tidak diterima. Ini mereka (petani) khawatir,” urai Aji.

Aji menyebut dalam sosialisasi awal kepada petani, Bulog Kediri menyatakan kesiapannya untuk menyerap gabah petani dalam kondisi apapun dengan HPP Rp 6.500. Selain itu, juga akan dijemput oleh tim Bulog ke lokasi panen untuk diangkut.

Sebelumnya, pada Rabu (19/3/2025), Kepala Cabang Bulog Kediri, Imam Mahdi, mengakui, Bulog Kancab Kediri menghadapi sejumlah tantangan dalam pelaksanaan program tersebut. Kendala teknis seperti kesalahan input data dalam aplikasi Bulog menghambat proses penyerapan dan pembayaran kepada petani. Selain itu, keterbatasan alat pengering yang dimiliki mitra Bulog menjadi kendala tersendiri.

“Kami menyadari adanya kendala teknis yang dihadapi dan kami terus memperbaikinya. Kami juga berupaya menambah kerjasama dengan mitra untuk meningkatkan kapasitas pengeringan,” ujar Imam Mahdi.

Kemudian, Imam juga menekankan pentingnya kualitas gabah yang diserap untuk menjaga kualitas beras yang akan didistribusikan kepada masyarakat. Bulog Kancab Kediri meminta petani mengirimkan gabah dalam kondisi kering dan bersih. Menurut Imam, gabah yang masih hijau basah atau berjamur dapat memperlambat dan merusak mesin pengering, yang pada akhirnya menghambat seluruh proses penyerapan.

Untuk diketahui, kebijakan HPP gabah sebesar Rp 6.500 per kilogram diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 14 Tahun 2025. Tujuannya untuk melindungi petani dan mendorong swasembada pangan.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk melindungi petani dan menindak tegas pihak yang merugikan petani.

“Pemerintah telah menetapkan harga gabah kering panen dari petani Rp 6.500. Karena itu, saya ulangi, Rp 6.500. Jangan korbankan petani dengan alasan rendemen, kadar air, atau kualitas. Saya tahu cara-cara di mana orang kecil selalu dikorbankan,” ujar Presiden Prabowo.

Sementara Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Sadarestuwati, mempertanyakan kesiapan Bulog dalam menyerap gabah petani sesuai dengan instruksi presiden.

“Apakah pergudangan Bulog mencukupi? Kemudian peralatannya bagaimana? Pengeringnya sudah siap belum? Setiap Bulog apa ada? Kalau musim panen tidak nutut, akan bisa tercapai artinya kalau tidak tercapai, Bapak akan menyetok gabah basah,” kata Sadarestuwati dikutip dari berbagai sumber.

“Gabah kering sawah ketika ini dibiarkan satu malam saja tidak dikeringkan, kualitasnya pasti akan sangat-sangat jelek! Beras akan menjadi kuning, beras-beras kebulir pecahnya akan semakin banyak. Ini menjadi persoalan serius,” pungkasnya.

Reporter : Fatma

Exit mobile version