Buruh Tani Representasi Peran Perempuan Desa Mandiri dan Berdaya

Buruh Tani Representasi Peran Perempuan Desa Mandiri dan Berdaya

srtv.co.id Surabaya| Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah, sudah menjadi hal yang lumprah jika masyarakat kita menjadikan alam sebagai sumber utama dalam memperoleh penghasilan. Alam selalu menyediakan kebutuhan bagi manusia untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan maupun dalam upaya mempertahankan hidup. Sebagai negara yang terletak di sektor geografis yang strategis, sudah sepatutnya Indonesia menjadi laboratorium pangan yang dapat dikembangkan kedepannya. Mulai dari umbi-umbian, rempah-rempah, tanaman pertanian ataupun perkebunan yang seharusnya dapat dijadikan sektor unggulan untuk ketahanan pangan bangsa.

Memiliki lahan yang relatif subur dan produktif, tidak jarang negara kita dikatakan sebagai negara agraris. Pelabelan tersebut tentunya bukan tanpa dasar, jika dilihat masyarakat yang hidup di desa dalam memenuhi kebutuhannya lebih memanfaatkan alam sebagai lahan produktifitas mereka sehari-hari. Jika melihat fakta di lapangan, tidak hanya kaum laki-laki saja yang terjun langsung dalam mengolah lahan pertanian. Bahkan di berbagai wilayah di negara kita, banyak kaum perempuan juga turut serta dalam mengolah lahan pertanian di daerah mereka. Hal seperti ini tentunya dapat mematahkan stigma bahwa hanya laki-laki saja yang lebih kuat bekerja dengan menggunakan peralatan pertanian dibandingkan perempuan. Selain itu perempuan paling anti dalam pekerjaan yang terpapar dengan sinar matahari secara langsung.

Dalam fakta yang dapat kita temui, pada kenyataanya keberadaan perempuan dalam perannya di sektor pertanian menghasilkan kontribusi yang sangat besar. Mereka sebagai buruh tani turut serta dalam proses penanaman bibit, perawatan tanaman, hingga sampai proses panen. Mereka turut andil dalam setiap proses perawatan yang nantinya akan menghasilkan hasil panen yang berkualitas. Bahkan mereka lebih telaten dalam memilihara tanaman dari serangan hama seperti rumput liar. Dalam hal ini sebagai buruh tani sosok perempuan di citrakan sebagai perempuan yang memiliki kemandirian.

Meskipun jika kita melihat dalam sudut pandang perempuan modern yang hidup di hiruk pikuk kota metropolitan, mempunyai pandangan bahwa perempuan mandiri adalah perempuan yang secara pendidikan dan karir memiliki puncak capaian yang cemerlang. Berbeda dengan perempuan desa yang masih harus mengupayakan berbagai hal untuk mendapatkan kata mandiri dari masyarakat. Bahkan keterbatasan dalam memperoleh akses pendidikan, faktor perekonomian, faktor lingkungan, faktor keluarga yang menjadikan perempuan desa masih harus terkungkung dalam lingkaran setan yang membuatnya harus menguburkan mimpinya dalam-dalam.

Jika kita bertanya kepada buruh tani perempuan, pendidikan terakhir mereka adalah rentan SD (Sekolah Dasar) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas). Jarang atau hampir tidak ada buruh tani dari background lulusan sarjana yang kita temui di masyarakat. Meskipun buruh tani perempuan hanya mengandalkan tenaga fisik dan tidak membutuhkan keahlian khusus. Dalam perannya buruh tani perempuan juga ikut andil dalam menopang kehidupan keluarga. Bahkan mereka juga dikategorikan sebagai pemilik beban ganda. Dimana seorang perempuan tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sebagai orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak, sebagai istri, serta turut membantu mencari nafkah suaminya dalam mencapai kebutuhan hidupnya.

Dari berbagai analisis tadilah, yang akhirnya mendasari bahwa buruh tani merupakan representasi peran perempuan desa yang mandiri dan berdaya. Hal tersebut juga dapat dilihat, ketika naluri seorang ibu yang bekerja sebagai buruh tani ingin menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang tertinggi. Seorang ibu akan mengupayakan berbagai cara agar anaknya mendapatkan kehidupan yang layak dimasa mendatang. Meskipun ibu tersebut harus rela berpanas panasan dan mendapatkan upah seadanya. Disitulai esensi letak dari perempuan desa yang mandiri dan berdaya. Sehingga banyak kisah inspiratif orang-orang sukses yang terlahir dari keluarga buruh tani bahkan ada yang sampai bisa bersekolah hingga keluar negeri. Begitulah seharusnya perempuan berperan,dalam posisi apapun mereka akan selalu menjadi penyemangat dan panutan untuk terciptanya generasi yang hebat.

 

Oleh Siska Dwi Purwanti

Alumni S1 Pendidikan IPS Unesa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *