Hari Juang Polri ke-80: Menelusuri Jejak Pejuang di Balik Nama Jalan Kota Batu

SRTV.CO.ID, Batu – Tepat hari ini, Rabu (20/8/2025), bangsa Indonesia memperingati Hari Juang Polri ke-80. Di tengah momen bersejarah ini, ada baiknya kita menoleh sejenak ke Kota Batu, kota wisata yang ternyata juga menyimpan kisah heroik para pejuang kemerdekaan.

Bagi banyak orang, nama-nama jalan di Kota Batu mungkin hanya sekadar penunjuk arah. Namun, di balik deretan nama itu, tersimpan kisah perjuangan dan pengorbanan jiwa raga para pahlawan daerah yang rela gugur demi kemerdekaan Indonesia.

Sejak masa Agresi Militer Belanda, Batu menjadi salah satu basis gerilya. Di kota ini, berdiri pasukan “Berani Mati” di bawah komando Mayor Abdul Manan yang aktif sejak 1947. Ratusan pemuda bergabung tanpa gentar menantang maut di medan perang. Banyak di antara mereka yang gugur, dan untuk mengenang jasa itu, nama mereka kini diabadikan menjadi nama jalan di Batu dan sekitarnya.

Sidang Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Siswi SMA di Jombang, Saksi Mahkota Ungkap Unsur Perencanaan

Jejak Para Pahlawan di Jalan Kota Batu

  1. Abdul Gani
    Memimpin perlawanan hingga gugur bersama 13 rekannya saat menyerbu Belanda di Gunungsari. Namanya kini diabadikan di kawasan Ngaglik.

  2. Ikhwan Hadi
    Anggota Laskar Hizbullah yang turut serta dalam Pertempuran Surabaya. Jalan di Ngaglik kini memakai namanya.

  3. Abdul Manan Wijaya
    Santri sekaligus ahli strategi yang kemudian menjadi Brigadir Jenderal. Namanya kini diabadikan di kawasan Pujon.

  4. AP III Katjoeng Permadi
    Pejuang yang mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan Pujon. Jalan di Junrejo mengenang jasanya.

  5. Munif
    Seorang guru madrasah yang bergabung dengan Laskar Hizbullah. Namanya kini terpampang di salah satu jalan utama di pusat Kota Batu.

  6. Kapten Ibnu (Susanto Benu)
    Gugur saat bergerilya pada 1949. Namanya kini menjadi nama jalan di Desa Sisir.

  7. Sudarno
    Sahabat Kapten Ibnu yang gugur di medan pertempuran. Namanya diabadikan di Ngaglik.

  8. Kasan Kaiso
    Pejuang pemberani yang tewas ditembak Belanda di sebuah gua Dusun Klerek.

  9. Mohammad Sahar
    Gugur saat berusaha merebut senjata Belanda. Namanya kini menjadi pembatas wilayah Sisir dan Ngaglik.

  10. Bedjo
    Pejuang yang gugur mengenaskan di hutan bambu Desa Sisir.

Selain nama-nama tersebut, masih ada deretan pahlawan lain seperti Diran, Samadi, Sajid, dan Sudiro, yang gugur dalam serangan besar-besaran Belanda di Punten.

Semarak Karnaval Budaya Meriahkan HUT ke-80 RI di Tanjunganom Nganjuk

Lebih dari Sekadar Nama Jalan

Menghormati jasa mereka tidak cukup hanya dengan mengenang nama jalan. Lebih dari itu, generasi sekarang perlu memahami bahwa setiap sudut Kota Batu memiliki cerita perjuangan. Setiap kali melintas di jalan-jalan tersebut, ada baiknya kita mengingat: di balik nama itu, ada nyawa yang dipertaruhkan untuk kemerdekaan bangsa.

Momentum Hari Juang Polri ke-80 menjadi pengingat bahwa semangat pengabdian dan pengorbanan para pejuang harus tetap hidup, bukan hanya di medan pertempuran, tetapi juga dalam menjaga persatuan, keamanan, dan keutuhan bangsa saat ini.

Reporter: Arief Juli Prabowo

Editor: Shadinta Aulia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *