Banjir Rendam Pemukiman Warga di Nganjuk, Kebijakan Kawasan Industri Dituding Jadi Biang Kerok

Nganjuk, srtv.co.id – Puluhan rumah warga di Desa Balonggebang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, diterjang banjir usai hujan lebat Rabu sore (24/4/2024).

Bencana tersebut disebut-sebut dipicu pembangunan kawasan industri Nganjuk yang diduga tidak memperhatikan sistem irigasi.

Pantauan srtv.co.id, ketinggian banjir di kawasan setempat mencapai lutut orang dewasa. Luapan air bah terhadang oleh bangunan proyek pabrik sehingga air tidak bisa mengalir ke sungai. Tak pelak, air meluap dan kemudian merendam pemukiman warga.

Suwondo, salah satu warga terdampak banjir mengatakan, selain menggenangi di sepanjang jalan juga masuk ke pemukiman rumah warga.

“Ketinggian banjir mulai dari 20 centimeter sampai selutut orang dewasa, sehingga membuat aktivitas warga terganggu. Banjir ini memang sering kali terjadi saat curah hujan turun. Namun ini yang paling parah yang sebelumnya hanya satu jam saja sudah surut, kini air terus meluap,” kata Suwondo.

Menurut Suwondo, banjir ini selain disebabkan curah hujan yang tinggi, juga karena saluran irigasi yang tersumbat. Biang keroknya adalah pembangunan proyek pabrik di desa setempat sehingga air tidak bisa mengalir lancar ke sungai.

“Kami berharap kepada pemerintah agar segera mengambil langkah-langkah untuk bisa memperbaiki sejumlah titik saluran irigasi yang tersumbat. Jika tidak segera ada tindakan, kemungkinan besar banjir bisa meluap ke desa lainnya,” tutur Suwondo.

Wartawan dan pemerhati lingkungan hidup Nganjuk, Panji Lanang Satriadin berpendapat, peristiwa banjir di tengah kawasan industri Nganjuk menjadi indikasi bahwa kebijakan tersebut tidak pro dengan wong cilik.

“Selain menimbulkan banjir, juga berdampak terhadap hilangnya lahan pertanian di mana itu selama ini menjadi mata pencaharian utama masyarakat di Kabupaten Nganjuk,” ujar Panji.

Menurut Panji, program kawasan industri Nganjuk atau juga disebut KING yang menjadi program andalan rezim Novi-Marhaen ternyata menuai dampak negatif bagi warga di sekitar lokasi proyek.

“Akibat abainya para investor pabrik terhadap lingkungan, sehingga saluran air banyak yang hilang karena tertutup mayrial proyek,” tukasnya.

Reporter : Fajar El Judi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *