Nganjuk, srtv.co.id – Puluhan ekor sapi ternak di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, tiba-tiba mati secara misterius dalam waktu yang cukup berdekatan.
Data Pemerintah Kecamatan Ngetos menyebutkan, dalam dua bulan terakhir angka kematian sapi secara mendadak di wilayah setempat mencapai 44 ekor.
Camat Ngetos Nuri Prihandoko, Minggu (22/4/2024) mengatakan, pihaknya sebelumnya mendapatkan laporan tersebut dari pemerintah desa. Setidaknya, kata Nuri, peristiwa kematian massal sapi ternak terjadi di 3 desa di wilayah Kecamatan Ngetos.
“Sebelum lebaran kemarin kita data laporan dari warga masyarakat dan sampai dengan saat ini ada ditemukan kasus sapi mati di tiga desa. Seperti di Desa Blongko ada 15 ekor, (kematian sapi), di Desa Suru ada 19 ekor, dan juga Desa Ngetos di bawah 10 ekor, itu data sementara yang sudah masuk,” kata Nuri Prihandoko.
Lebih lanjut dikatakan Nuri, laporan kematian massal tersebut sudah disampaikan ke Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk agar segera ditindaklanjuti. Ini karena menurut Nuri, fenomena tersebut cukup meresahkan peternak sapi tidak hanya di Kecamatan Ngetos, tetapi juga Kabupaten Nganjuk.
“Pemerintah Kecamatan Ngetos sebagai koordinator yang ada di wilayah tentunya menjembatani yang ada di desa. Kita sudah koordinasi dengan lintas sektor dan saat ini sudah kita laporkan peristiwa ini mulai dari kejadian, lokasi kejadian, sudah kita laporkan,” urainya.
Sementara ini, belum ada upaya yang dilakukan pemerintah terkait persoalan ini. Namun demikian, lanjut Nuri, di tingkat kecamatan petugas sudah memberikan sosialisasi agar masyarakat yang memiliki ternak dan terjadi kematian untuk segera melapor.
Nuri menyebut belum diketahui pasti apa penyebab puluhan sapi di wilayahnya mati secara mendadak.
“Memang dari laporan yang kami terima, banyak yang menyampaikan kematian sapi mereka terjadi secara tiba-tiba. Karena belum ada langkah, sehingga kita belum mengetahui,” kata Nuri.
Warga Menduga Sapi Diracun
Salah satu wilayah yang tingkat kematian sapi ternaknya tinggi adalah Dusun Puhtulus, Desa Suru, Kecamatan Ngetos. Di dusun ini tercatat sebanyak 19 ekor sapi mati mendadak dalam kurun Februari 2024 hingga April 2024.
Kepala Dusun Puhtulus Yulianto Wardoyo mengatakan, peternak sapi rata-rata menyebut kematian sapi milik mereka tak wajar.
Sebab kondisi sapi mereka ini sehat-sehat saja sebelum akhrinya ditemukan mati secara tiba-tiba. Seiring waktu, laporan kematian terus bertambah dari waktu ke waktu.
“Sari laporan warga itu, sejak sebelum bulan puasa sampai dengan kemarin itu ada 15 orang yang melaporkan sapinya mati mendadak. Kalau totalnya sekitar 17 sampai 19 ekor,” kata Yulianto Wardono, Sabtu (21/4/2024).
Menurut Yulianto, kasus kematian sapi secara berturut-turut ini memang patut dicurigai. Pasalnya, dalam kurun waktu satu bulan saja ada 17 ekor yang mati tiba-tiba.
“Ada 15 orang (yang lapor), satu orang bisa punya dua ekor sapi. Perkiraan ada yang belum lapor juga. Jadi yang mati sebelum bulan puasa kemarin juga ada. Ya kita koordinasi dengan dinas terkait, kita melaporkan ke Dinas Pertanian Kecamatan Ngetos, kita laporkan ada kematian sapi mendadak yang jumlahnya tidak sedikit dan jangka waktunya tidak berselang lama, sekitar satu bulan ada 17 ekor sapi yang mati mendadak,” tambahnya.
Sejauh ini dari Dinas Pertanian Nganjuk juga sudah melakukan pengambilan sampel atas kematian sapi misterius tersebut. Namun dari diagnosa yang disampaikan, penyebab kematian sapi yang diambil sampelnya tersebut karena penyakit.
“Kemarin ada satu yang dilaporkan ke PPL Dinas Pertanian Ngetos, dan itu diperiksa oleh dokter dari diagnosanya karena penyakit kolid. Tapi yang lain rata-rata dari masyarakat itu dikubur, sehingga belum dilakukan pemeriksaan,” kata Yulianto.
Kematian terakhir menimpa sapi milik Surati (45) pada Jumat (18/4/2024). Menurut Surati, awalnya sapi miliknya baik-baik saja. Bahkan bisa dikatakan sehat.
“Sebelum mati itu, kondisi sapi saya baik-baik saja, sehat-sehat. Namun sorenya langsung meninggal,” terangnya.
Ia memastikan secara konsumsi makanan juga sangat dijaga. Bahkan rumput yang digunakan sebagai pakan merupakan rumput yang mereka tanam sendiri.
Kalau dari makanan, pakai rumput sendiri dan minuman sendiri. Jadi bukan pakai milik orang lain. Jadi kami memastikan keracunan dari pakan mungkin tidak,” terangnya.
Surati mengaku ada dua ekor sapi dikandangnya yang mati secara misterius. Satu ekor miliknya pribadi dan satu ekor milik ibunya.
Kecurigaan jika matinya sapi akibat diracun, sempat terbenak di pikiran para peternak. Sebab, peristiwa ini terjadi dengan jangka waktu yang cukup dekat.
Ini hanya kecurigaan, kalau mungkin diracun. Sehingga saat ini banyak peternak yang menjaga kendang sapi mereka diwaktu-waktu tertentu,” pungkasnya.
Reporter: Fajar El Judi