Berita  

Kisah di Balik Lagu “Laksamana Raja di Laut” Jejak Sejarah dan Kehormatan Melayu Riau

Foto : Tangkapan Layar Youtube@MNCTV OFFICIAL

SRTV.CO.ID — Laksmana Raja di Laut”: Legenda Melayu yang Hidup Kembali Lewat Suara Iyeth Bustami

Bagi generasi 1990-an, nama Iyeth Bustami tentu tidak asing. Penyanyi bersuara emas asal Bengkalis, Riau ini dikenal lewat cengkok Melayu yang kental dan kemampuan vokalnya yang memukau. Di antara deretan lagu populernya, “Laksmana Raja di Laut” menjadi salah satu tembang yang terus melekat dalam ingatan banyak orang.

Namun, lagu ini bukan sekadar hiburan. Di balik iramanya yang khas, terselip kisah sejarah panjang masyarakat Riau—khususnya di Kabupaten Bengkalis—yang diwariskan turun-temurun.

Diangkat dari Tokoh Legendaris Siak Sri Indrapura

Dari berbagai sumber disebutkan, lagu ini terinspirasi dari sosok nyata bernama Datuk Laksmana Raja di Laut, seorang tokoh penting pada masa kejayaan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Meskipun bukan berasal dari kalangan bangsawan, Datuk Laksmana dikenal karena keberanian dan kecerdikannya.

Ia memegang peranan vital sebagai panglima yang bertugas menjaga keamanan Selat Malaka, jalur pelayaran paling strategis di kawasan itu, dari ancaman perompak. Karena kemampuan memimpin armada laut, ia dianugerahi gelar “Raja di Laut” oleh kerajaan.

Sosok yang paling banyak disebut dalam sejarah adalah Encik Ibrahim, penerima gelar Laksmana Raja di Laut pada periode 1767–1807 M. Setelahnya, gelar tersebut diwariskan kepada keturunannya hingga empat generasi.

Penggalan Lirik yang Menegaskan Jejak Sejarah

Salah satu lirik dalam lagu “Laksmana Raja di Laut” menyebutkan secara langsung lokasi tempat persemayaman sang tokoh:

Laksamana raja di laut, bersemayam di Bukit Batu…

Bukit Batu merupakan nama sebuah kecamatan di Kabupaten Bengkalis yang hingga kini menjadi lokasi makam Datuk Laksmana sekaligus bekas pusat pemerintahannya. Dengan mencantumkan nama wilayah tersebut, lagu ini menegaskan bahwa sosok Laksmana bukan fiksi, melainkan bagian nyata dari sejarah panjang tanah Melayu.

Zapin Melayu sebagai Identitas dan Kebanggaan Riau

Sebagai lagu berirama Zapin Melayu, “Laksmana Raja di Laut” bukan hanya menonjolkan keelokan musik tradisional, tetapi juga mengemban fungsi sebagai media pelestarian budaya.

Lirik seperti:

Zapin aku dendangkan, lagu Melayu pelipur hati…

menghadirkan rasa syukur, kebanggaan, dan penghormatan masyarakat Melayu terhadap warisan budaya mereka. Lagu ini menjadi simbol bagaimana seni musik mampu menjaga cerita sejarah tetap hidup dari generasi ke generasi.

Lebih dari Lagu: Sebuah Penghormatan kepada Penjaga Laut Melayu

Meski tidak merinci perjalanan hidup Datuk Laksmana secara detail, setiap bait dalam lagu ini memuat semangat heroik—semangat penjaga pesisir yang mempertaruhkan hidup demi keamanan dan kehormatan maritim Melayu.

Keberanian, ketegasan, dan pengabdian Datuk Laksmana tercermin dalam syairnya, mengingatkan masyarakat Riau bahwa kejayaan budaya dan wilayah mereka dijaga oleh tokoh-tokoh besar yang dahulu berdiri di garis depan menghadapi ancaman laut.

Warisan yang Terjaga Lewat Suara Iyeth Bustami

Lewat penampilan vokal Iyeth Bustami yang khas, lagu “Laksmana Raja di Laut” bukan hanya menjadi hit nasional, tetapi juga simbol kebesaran budaya Melayu. Lagu ini menegaskan bahwa legenda Datuk Laksmana bukan sekadar catatan sejarah, melainkan identitas dan kebanggaan masyarakat Riau yang hidup dalam irama zapin dan syair-syairnya.

Penulis : Dhiya Arrizkiyatu Azkiyah
Editor : AMS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *