Jombang, SRTV.CO.ID — Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jombang melonjak dalam enam pekan terakhir. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jombang, sejak awal Oktober hingga pertengahan November 2025 tercatat 129 warga terjangkit DBD, terdiri dari sekitar 100 kasus sepanjang Oktober dan 29 kasus hingga pertengahan November.
Pasien tersebar di berbagai kecamatan dan menjalani perawatan di puskesmas serta sejumlah rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Adapun beberapa fasilitas kesehatan yang merawat pasien DBD antara lain:
-
Puskesmas Plumbon Gambang Kecamatan Gudo
-
RS Hasyim Asy’ari Tebuireng
-
RSNU Jombang (5 pasien)
-
RS Pelengkap Jombang (5 pasien)
-
RSK Mojowarno (4 pasien)
-
RSUD Ploso (3 pasien)
-
RSUD Jombang
“Data ini merupakan keseluruhan kasus di Kabupaten Jombang, baik yang dirawat di puskesmas maupun rumah sakit pemerintah dan swasta,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jombang, Hexawan Tjahja Widada, Selasa (18/11).
Stadion Chanda Bhirawa Pare Siap Direvitalisasi, Track Atletik Dibangun Standar Internasional
Hexawan memperkirakan peningkatan kasus masih akan terjadi hingga memasuki puncak musim penghujan pada Desember 2025 hingga Januari 2026. Ia menyebut seluruh puskesmas telah mengintensifkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) serta memperbanyak edukasi langsung kepada masyarakat.
“Harapan saya, masyarakat selalu waspada terhadap lingkungan sekitar. DBD itu tidak akan hilang kalau masyarakat tidak ikut bekerja,” tegasnya.
Ia menjelaskan, karena DBD disebabkan oleh virus, maka peningkatan kasus sangat dipengaruhi oleh aktivitas penyebaran virus melalui nyamuk Aedes aegypti.
Hexawan kembali mengingatkan bahwa nyamuk Aedes aegypti mampu terbang dan bergerak hingga radius satu kilometer. Nyamuk ini menyukai tempat bersih dan gelap, serta aktif menggigit pada pagi hari sekitar pukul 09.00–10.00 WIB.
“Makanya kami juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk memastikan PSN berjalan,” jelasnya.
Ia menegaskan pentingnya gerakan bersama. “Percuma rumahnya bersih dari sarang nyamuk, tapi sekolahnya masih ada. Jadi semua pihak harus bekerja sama.”
Dengan meningkatnya kasus, masyarakat diminta memperkuat pola hidup bersih, menguras tempat penampungan air, menutup wadah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, dan memanfaatkan bubuk abate bila diperlukan.
Reporter: Agung Pamungkas
Editor: AMS
