Berita  

Fosil Gajah Purba Stegodon di Hutan Tritik Nganjuk Diduga Paling Lengkap di Indonesia, Ekskavasi Capai 70 Persen

Nganjuk, SRTV.CO.ID – Sejarah purba kembali bangkit di tanah Anjuk Ladang. Proses ekskavasi fosil gajah purba Stegodon yang ditemukan di kawasan Hutan Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, telah mencapai sekitar 70 persen. Tim dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menduga, temuan ini merupakan fosil stegodon paling lengkap dari satu individu yang pernah ditemukan di Indonesia.

Sejak penggalian dimulai pada Senin (13/10/2025) hingga Selasa (21/10/2025) sore, para peneliti berhasil menyingkap sebagian besar kerangka hewan purba berusia sekitar 800.000 tahun itu. Kepala Tim Penyelidikan dan Konservasi Koleksi Badan Geologi, Unggul Prasetyo Wibowo, menyampaikan bahwa ekskavasi kali ini telah mengungkap banyak bagian penting dari tubuh Stegodon trigonocephalus Jawa, termasuk tulang kaki dan jari.
“Kalau dihitung secara detail, bisa dikatakan sekitar 70 persen bagian fosil sudah terekskavasi. Kami bahkan menemukan banyak bagian kecil seperti tulang jari dan fragmen lainnya,” ungkap Unggul.
Lebih lanjut, Unggul menjelaskan bahwa fosil yang ditemukan di Tritik ini memiliki nilai ilmiah luar biasa. “Ini salah satu temuan paling lengkap dari satu individu. Di Museum Geologi Bandung, kami punya kerangka Stegodon trigonocephalus dari masa Hindia-Belanda, tapi itu hasil gabungan dari beberapa individu. Yang di Tritik ini benar-benar dari satu individu utuh,” ujarnya.
Menurut perkiraan tim, tinggi stegodon yang ditemukan bisa mencapai lebih dari tiga meter, bahkan melebihi ukuran koleksi yang tersimpan di Museum Geologi Bandung. “Kalau dilihat dari kaki yang sudah kami temukan, tinggi tubuhnya bisa tiga meter lebih. Ini sangat besar,” tutur Unggul.
Dari hasil analisis geologi, lapisan tanah tempat fosil ini ditemukan termasuk dalam Formasi Kabuh, formasi batuan berumur sekitar 800.000 tahun. Formasi ini dikenal sebagai wilayah endapan darat yang kaya akan fosil hewan besar. Pada masa itu, kawasan utara Nganjuk diyakini berupa sabana luas — habitat ideal bagi hewan besar seperti banteng, kuda nil, dan stegodon.
“Wilayah Nganjuk bagian utara dulunya laut yang kemudian terangkat menjadi daratan akibat aktivitas geologi Pegunungan Kendeng. Jadi sangat wajar jika kita menemukan fosil biota laut dan darat di sini,” terang Unggul.
Sementara itu, Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro, yang meninjau langsung proses ekskavasi pada Selasa (21/10/2025) sore, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap upaya para peneliti.
“Sore tadi saya ke lokasi Tritik, dan mendapat laporan bahwa sudah sekitar 70 persen bagian stegodon berhasil ditemukan. Ini kemajuan luar biasa,” kata Trihandy.
Pemerintah Kabupaten Nganjuk, lanjutnya, akan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan penelitian dan konservasi ini. “Kami melihat potensi besar temuan ini untuk menjadi ikon baru Nganjuk dan destinasi wisata edukatif. Jika dikelola dengan baik, ini bisa menjadi kebanggaan daerah sekaligus memperkenalkan Nganjuk ke kancah nasional,” tambahnya.
Ekskavasi yang dilakukan di bawah pengawasan Badan Geologi ini diperkirakan masih akan berlanjut beberapa waktu ke depan, terutama untuk pengangkatan bagian gading dan struktur besar lainnya. Semakin dalam tanah Tritik digali, semakin terbuka pula kisah masa lalu yang terpendam selama ratusan ribu tahun — tentang raksasa lembah purba yang pernah menginjak bumi Nganjuk.

Reporter: Etna Laila
Editor: Sahabat Bjk / SRTV News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *