SOSIAL  

Permintaan Meledak, Perajin Layangan Asal Jombang Raup Untung Musiman

Permintaan Meledak, Perajin Layangan Asal Jombang Raup Untung Musiman
Fendy menunjukkan layang-layang buatannya

JOMBANG, SRTV.CO.ID – Musim bermain layangan membawa berkah tersendiri bagi para perajin, salah satunya Fendy Firmansyah (32), warga Dusun Bencal, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Di musim ini, Fendy kebanjiran pesanan layang-layang dari berbagai kota, bahkan sampai harus membuka sistem pre-order untuk mengatur lonjakan permintaan.

Tidak hanya anak-anak yang menikmati permainan tradisional ini, banyak pula orang dewasa yang ikut memesan layang-layang hasil karya tangan Fendy. Berbekal pengalaman sejak 2017, ia kini dikenal sebagai salah satu perajin layang-layang paling produktif di wilayahnya.

“Permintaan tahun ini meningkat drastis, bahkan sampai 100 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar Fendy saat ditemui di rumah produksinya, Senin (4/8/2025).

Polres Kediri Kota Tegas Awasi Peredaran Miras Usai Dua Pemandu Lagu Meninggal Dunia

Untuk memenuhi permintaan tersebut, Fendy kini dibantu dua orang temannya dalam proses produksi. Dalam sehari, mereka bisa menyelesaikan satu hingga beberapa layangan, tergantung pada model dan tingkat kerumitannya. Di rumahnya, puluhan layang-layang tampak terpajang rapi, dengan ukuran mulai dari yang kecil hingga dua meter. Bentuk dan desain layangan pun sangat beragam, menyesuaikan permintaan dari para pelanggan.

Proses produksi dimulai dari pemilahan dan pemotongan batang bambu yang akan dijadikan kerangka. Menurut Fendy, tahap paling sulit adalah membentuk kerangka dan menyetting agar layangan bisa terbang sempurna di udara.

“Harga layangan tergantung ukuran dan bentuk. Mulai dari Rp35.000 sampai Rp300.000 per buah,” jelasnya. Permintaan datang tidak hanya dari wilayah Jombang, tapi juga dari luar daerah seperti Surabaya dan Kediri.

Babinsa Ngronggot Bantu Distribusi Material Program RTLH di Desa Kalianyar

Tahun ini, jenis layangan yang paling banyak diminati adalah tipe suwangan model ram-raman dan pegon ceper. Selain bentuknya yang unik, harganya pun masih terjangkau bagi berbagai kalangan.

Meski permintaan meningkat, Fendy mengaku masih menghadapi kendala, khususnya dalam memperoleh bahan baku bambu yang sesuai, serta waktu yang dibutuhkan untuk penyettingan. Namun, ia menekankan bahwa kualitas adalah prioritas.

“Kalau belum bisa naik sempurna, layang-layang tidak akan saya jual. Saya pastikan semua layangan yang dikirim sudah siap terbang,” pungkasnya.

Reporter: Agung Pamungkas
Editor: Shadinta Aulia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *