Berita  

Mantan Bupati Novi Rahman Hidhayat: Tanpa FS, Nganjuk Sulit Tembus Pusat

Nganjuk, SRTV.CO.ID –  Mantan Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidhayat, angkat bicara soal stagnasi pengembangan kawasan industri di Nganjuk, khususnya terkait Kawasan Industri Nganjuk (KING).

Novi yang kini menjabat sebagai Pembina Solidaritas KING, secara lugas mengungkap penyebab utama kegagalan pengajuan program ke pemerintah pusat. Yakni karena lemahnya kajian teknis di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda).

“Kenapa kok setiap pengajuan dari Nganjuk ke pusat selalu tidak tembus? Karena Pemda, khususnya di OPD seperti Dinas PU, tidak memiliki dokumen Feasibility Study (FS) atau kajian teknis yang layak. Bagaimana mau mengembangkan kalau dasarnya saja tidak ada?” tegas Novi.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam sebuah forum terbuka bersama komunitas Solidaritas KING, yang juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dan perwakilan OPD.

Ia mengungkap bahwa seringkali usulan pembangunan infrastruktur ke pusat kandas karena saat diminta dokumen FS, Pemda tidak bisa menyodorkan satu pun.

Menurut Novi, ia sudah mengungkapkan hal ini kepada Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi. Di mana, Marhaen menurut Novi berjanji akan berkoordinasi dengannya beserta seluruh OPD untuk memperbaiki dan melengkapi dokumen perencanaan sebagai dasar pengajuan ke kementerian.

Lebih lanjut Novi juga mengulas kembali proses awal pembangunan kawasan industri KING yang kini telah mencapai luas sekitar 2.000 hektar, tersebar di beberapa kecamatan seperti Rejoso, Gondang, Lengkong, dan Jatikalen.

Menurutnya, lambannya perkembangan KING saat ini disebabkan kurangnya inisiatif dan pendampingan dari Pemda.

Dulu, kata Novi, dirinya aktif ‘jemput bola’ untuk mempresentasikan potensi Nganjuk langsung ke investor. Ia bahkan mengatur agar setiap investor yang masuk bertemu langsung dengan Bupati sebelum mulai berproses.

“Tujuannya jelas, supaya saya tahu siapa mereka, apa tujuannya, dan agar mereka tidak salah beli lahan atau terjebak calo dan mafia tanah,” ungkapnya.

Solidaritas KING, yang kini digerakkan Novi bersama tokoh lokal dan profesional dari Surabaya, memiliki tiga misi utama, yakni menjembatani komunikasi antara investor dengan Pemda, membantu menyukseskan program industri yang tertuang dalam rencana besar KING, serta berperan sebagai pemasar kawasan industri Nganjuk ke luar daerah.

Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan ketat agar lahan industri tidak jatuh ke tangan spekulan. “Kalau ada yang hanya beli lahan tapi tidak membangun pabrik, itu bisa merusak sistem. Dulu saya bahkan minta kejaksaan periksa kepala desa kalau sampai kecolongan,” tegasnya.

Novi menyimpulkan bahwa pembangunan kawasan industri seperti KING tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan sinergi konkret antara komunitas, investor, dan Pemda.

“Selama ini investor jarang sekali bisa ketemu langsung dengan Bupati. Padahal itu penting. Mereka harus diberi pemahaman langsung, diarahkan ke titik yang tepat, dijelaskan kelebihan dan kekurangan setiap lokasi,” ujarnya.

Dengan kultur masyarakat yang relatif kondusif dan keramahtamahan pelaku usaha, Novi optimistis Nganjuk bisa kembali menjadi magnet investasi, asal semua pihak bergerak bersama.

“Tugas kepala daerah itu bukan cuma menunggu, tapi juga harus jadi marketing daerahnya sendiri,” tutupnya.

Sumber : Update News

Editor : Tim Redaksi SRTV

Exit mobile version