Nganjuk, SRTV.CO.ID – Suasana penuh kearifan lokal terasa kental di Dusun Sambirejo, Desa Sambirejo, Kecamatan Tanjunganom, Nganjuk. Tradisi tahunan Kirab Nyadran kembali digelar dengan semarak pada Minggu pagi, dimulai dari halaman Masjid Miftahul Iman At-Taqwa dan berakhir di punden Mbah Budho, menempuh jarak sekitar 4 kilometer.
Acara ini menjadi sangat istimewa karena menampilkan 7 gunungan hasil bumi-simbol syukur atas berkah alam dan panen yang melimpah. Gunungan yang berisi aneka hasil pertanian warga ini diarak bersama oleh perwakilan dari 7 RT, menandakan semangat gotong royong dan kekompakan antarwarga.
Kirab dimulai tepat pukul 08.30 WIB. Diiringi lantunan sholawat dan kesenian tradisional, para peserta mengenakan pakaian adat Jawa yang menambah khidmat suasana.
Sepanjang perjalanan, warga berjejer menyambut kirab dengan antusias, banyak di antaranya mengabadikan momen yang sarat nilai budaya ini.
Menurut Kamituwo Dusun Sambirejo, Wahyu Kurniawan, kirab nyadran bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga bentuk penghormatan kepada leluhur serta sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga.
“Tradisi ini adalah identitas desa kami, dan kami berkomitmen untuk melestarikannya dari generasi ke generasi,” ujarnya.
Kirab Nyadran Dusun Sambirejo memberi nuansa seperti kirab budaya di level kecamatan-meriah, rapi, dan penuh makna. Bahkan, tak sedikit warga luar dusun yang datang untuk menyaksikan keunikan acara ini.
Acara ditutup dengan doa bersama di punden Mbah Budho sebagai simbol puncak spiritualitas dan penghormatan kepada pendiri dusun. Seluruh hasil bumi dari gunungan kemudian dibagikan kepada warga sebagai berkah bersama.
Kirab Nyadran Sambirejo bukan sekadar peristiwa budaya, tetapi juga cermin semangat kebersamaan dan rasa syukur masyarakat pedesaan yang terus hidup di tengah arus modernitas.
Reporter : Inna Dewi Fatimah
Editor : Tim Redaksi SRTV