Berita  

Longsor di Ngetos Puluhan Hektar Lahan Pertanian Rusak dan Terancam Gagal Panen

Nganjuk, SRTV.CO.ID – Puluhan hektar lahan pertanian di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, terancam rusak setelah longsor memutus saluran irigasi dan merusak lahan garapan warga.

Longsor ini diperkirakan akan menyebabkan kerugian besar bagi para petani karena pasokan air yang selama ini menjadi andalan mereka kini terhenti.

Longsor yang terjadi memiliki panjang sekitar 595 meter, lebar 76 meter, dan tinggi 86 meter, secara langsung menghantam lahan pertanian milik 60 orang warga yang berada tepat di jalur longsoran.

Tak hanya itu, putusnya saluran irigasi mengakibatkan krisis air. Padahal selama ini para petani mengandalkan pasokan air dari irigasi tersebut untuk mengairi lahan.

Kondisi ini membuat puluhan hektar lahan pertanian terancam puso, yang berarti para petani terancam gagal panen dan kehilangan mata pencarian utama mereka.

Bencana ini bermula dari hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi pada Sabtu (17/5/2025), yang menyebabkan tanah di area mahkota bekas longsoran tahun 2017 mengalami penurunan sedalam sekitar 30 centimeter.

Plt Kepala BPBD Kabupaten Nganjuk, Budianto. menjelaskan bahwa timnya telah melakukan asesmen awal dan memasang rambu pada Minggu (18/5/2025).

“Namun, pada Senin malam sekitar pukul 22.00 WIB, penurunan tanah tersebut berubah menjadi longsor besar yang menerjang ke arah sungai,” ungkap Budianto.

Menanggapi laporan tersebut, tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Nganjuk, Agisena BPBD Provinsi Jawa Timur, serta unsur TNI, Polri, dan pemerintah desa setempat, segera bergerak cepat pada Selasa (20/5/2025) pagi.

Mereka melakukan asesmen lanjutan, pemantauan udara untuk memetakan dampak, serta memberikan sosialisasi dan imbauan kepada warga.

“Hasil pantauan udara menunjukkan lokasi longsoran berada jauh dari permukiman penduduk, dan tidak ada longsoran di bagian bawah yang mengakibatkan sungai tersumbat,” pungkasnya.

Reporter : Ahmad Zaki M

Editor : Tim Redaksi SRTV

Exit mobile version