SRTV.CO.ID – Di balik keheningan doa dan senyum yang terukir, ibu adalah figur yang tak tergantikan. Ia hadir sebagai penjaga kehidupan, merangkul segala luka anak-anaknya tanpa pernah mengeluh. Tanpa mahkota di kepala, ia tetap menjadi ratu di hati kita. Kekuatannya bukan dari takhta, melainkan dari cinta yang tak mengenal lelah, yang mengalir tanpa syarat.
Telapak kakinya adalah saksi perjalanan panjang jejak pengorbanan yang tak pernah berhenti. Dari subuh hingga malam, ia mengabdikan diri tanpa pamrih, memastikan keluarga tetap utuh, hangat, dan penuh harapan. Keringat yang menetes di setiap langkahnya adalah mata air kehidupan, memberi semangat bagi anak-anaknya untuk terus melangkah maju.
Namun, sering kali kita abai. Kita sibuk mengejar mimpi, melupakan tangan lembut yang dulu membimbing kita berjalan. Kita lupa pada suara lembut yang mengajarkan nilai-nilai pertama dalam hidup, yang kini mungkin hanya menjadi gema dalam ingatan. Kita lupa bahwa surga yang dijanjikan Tuhan terhampar di bawah telapak kakinya, menanti bakti dan cinta tulus dari kita sebagai anak.
Ibu adalah kitab kehidupan yang menuliskan pelajaran tentang keikhlasan, pengorbanan, dan cinta. Setiap guratan di wajahnya menyimpan cerita, perjuangan, dan doa-doa panjang yang pernah ia panjatkan untuk kebaikan kita. Ketika kita merasa dunia melawan, ibu selalu menjadi tempat pulang yang paling damai sebuah pelukan yang mampu menyembuhkan luka terdalam sekalipun.
Kita sering bertanya-tanya, bagaimana membalas semua yang telah ibu lakukan? Tapi kebenarannya adalah, tak ada yang benar-benar sepadan dengan pengorbanannya. Tak ada hadiah yang cukup berharga untuk seorang ibu. Maka, balas lah dengan cinta, hormat, dan kehadiran. Jadilah anak yang tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga mampu membawa senyuman dan kebanggaan dalam hidupnya.
Sadarilah, ibu bukanlah sosok yang akan ada selamanya. Waktu terus berjalan, dan ibu perlahan menua. Jangan tunggu hari esok untuk mengatakan betapa ia berarti. Jangan tunggu waktu berlalu untuk berterima kasih atas segalanya. Karena suatu hari, kita hanya akan mengenang sosoknya, berharap bisa kembali ke pangkuan ibu, sang ratu tanpa mahkota, yang telapak kakinya adalah jembatan menuju surga.
Penulis : BJ Kusumo