Berita  

Tiga Hari, Puluhan Rumah di Jogomerto Tanjunganom Terendam Banjir Gara-gara Sampah

Nganjuk, SRTV.CO.ID – Tumpukan sampah dan tanaman liar di Sungai Apur yang melintasi Desa Jogomerto, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, ditambah dengan curah hujan yang tinggi, menyebabkan sungai meluap dan menggenangi pemukiman warga.

Dalam tiga hari terakhir, 35 rumah di desa tersebut terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 50 centimeter (cm). Hingga kini, belum ada tanda-tanda air akan surut.

Selain merendam rumah, banjir juga merusak hektaran tanaman padi yang baru ditanam. Kondisi ini berpotensi membuat para petani mengalami gagal panen, yang semakin menambah beban warga terdampak.

Warga Merasa Tahun Ini Lebih Parah

Mulyadi, salah satu warga yang terdampak, mengungkapkan bahwa banjir tahun ini adalah yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Biasanya, saat banjir, dua hari sudah surut. Tapi kali ini, sudah tiga hari, air belum ada tanda-tanda surut,” ungkapnya.

Penyebab: Sampah dan Infrastruktur Sungai

Menurut Galih Santoso, Kaur Pemerintahan Desa Jogomerto, banjir disebabkan oleh tersumbatnya aliran Sungai Apur akibat tumpukan sampah, tanaman liar, serta pendeknya jembatan yang menghambat aliran air. Kondisi sungai yang dangkal juga memperburuk situasi.

“Kami sangat berharap pemerintah segera membantu melakukan pengerukan sungai dan meninggikan jembatan agar masalah ini tidak terulang di masa depan,” ujarnya.

Petugas BPBD Kabupaten Nganjuk telah menerima laporan dan mulai melakukan asesmen di lokasi banjir. Namun, warga berharap adanya tindakan lebih cepat untuk mengatasi masalah ini.

Saat ini, warga kesulitan keluar rumah akibat tingginya genangan air. Mereka sangat membutuhkan bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama kondisi darurat ini.

Banjir yang terus berulang di Desa Jogomerto menjadi peringatan penting akan perlunya solusi jangka panjang, termasuk pengelolaan sampah yang lebih baik, perbaikan infrastruktur sungai, dan peningkatan kesadaran warga akan kebersihan lingkungan.

Reporter : M Zaki Mawardi

Editor : Irwan Maftuhin

Exit mobile version