srtv.co.id Nganjuk – Pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monarfa yang menyinggung Amplop Kiai timbulkan kegeraman Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) yang tergabung dalam Forum Gus dan Santri Kabupaten Nganjuk, pada Sabtu (20/8/2022) di Halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hidayah, Desa Kelutan, Kecamatan Ngronggot, Nganjuk.
Sejumlah Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) menggelar aksi tuntutan untuk mendesak Suharso mundur dari jabatannya, meminta Presiden Joko Widodo mencopot jabatan Suharso sebagai Menteri PPN dan Kepala Bappenas.
Aktivis Forum Gus dan Santri Kabupaten Nganjuk Muhammad Alfan menilai, Suharso tidak memahami kultur atau budaya pesantren. Di mana menurutnya, seorang santri atau murid memberikan amplop maupun hadiah lainnya kepada kiai adalah hal yang lazim.
“Kami mengecam kata-kata Pak Suharso yang menyebut amplop untuk Kiai adalah korupsi. Itu salah besar. Karena itu kami menuntut agar Pak Suharso mundur dari Ketua Umum PPP dan dicopot jabatannya sebagai menteri,” ujarnya.
Alfan juga menekankan, para kiai sendiri tidak pernah menyatakan bahwa ketika sowan itu harus ada amplop.
Koordinator Forum Santri Nganjuk Zainal Arifin menjelaskan, pihaknya juga mendesak agar Suharso Monoarfa meminta maaf secara terbuka kepada seluruh Kiai se-Nusantara terkait pernyataannya.
“Pernyataan Pak Suharso itu sangat menyakiti hati kami dan guru-guru kami. Karena itu kami mendesak agar memberikan klarifikasi secepat-cepatnya, dan segera mundur dari jabatannya baik sebagai menteri atau di PPP,” ungkapnya.
Di lokasi aksi, sejumlah santri tampak membawa beberapa poster berisi kalimat tuntutan agar Suharso Monoarfa mundur dari Ketua Umum PPP, hingga tuntutan kepada Presiden Joko Widodo untuk mencopot jabatan Suharso sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas.
“Jika tuntutan kami ini tidak segera direspons dalam beberapa hari ke depan, kami akan menggelar aksi lebih besar dan mendatangkan lebih banyak massa,” pungkasnya.
Untuk diketahui, pernyataan kontroversial Suharso itu terlontar saat berpidato di gedung ACLC KPK, Jakarta, pada Senin lalu (15/8/2022) yang menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke pesantren tertentu, saat masih menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP.
Reporter: Erlita