Berita  

Mengenal Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi

Marhaen
Caption: Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi

Nganjuk, srtv.co.idMarhaen Djumadi yang sebelumnya menjabat Wakil Bupati Nganjuk mendampingi Bupati Novi Rahman Hidayat namanya kian melejit. Saat ini ia menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Nganjuk.

Marhaen diangkat menjadi Plt Bupati Nganjuk oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Selasa (11/5/2021) malam. Penunjukan itu setelah Bupati Novi terjaring OTT KPK dan Bareskrim Polri dalam kasus jual beli jabatan.

Lantas, seperti apa sosok Marhaen Djumadi?

Berdasarkan penuturan yang bersangkutan, Marhaen kecil dilahirkan dari keluarga sederhana di Desa Werungotok, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Saat ini status desa tersebut telah berubah menjadi kelurahan.

“Saya dilahirkan dari keluarga yang bisa dikatakan elit, ekonomi sulit maksudnya,” kata Marhaen dalam sebuah wawancara.

Ekonomi orangtua Marhaen memang pas-pasan. Orangtuanya tak mengenyam pendidikan formal, sehingga buta huruf. Sedangkan ketiga kakak perempuannya juga tunaaksara.

“Jangankan untuk sekolah, untuk makan saja susah,” tutur Marhaen.

Kondisi perekonomian yang pas-pasan ini tak menjadi hambatan bagi Marhaen kecil. Ia justru menjadikan kondisi tersebut sebagai sebuah kekuatan tersendiri.

“Maka Marhaen kecil di situ selalu ingat yang namanya filosofi Anjuk Ladang. Nganjuk itu kan berasal dari (kata) Anjuk Ladang. Anjuk itu artinya kemenangan, ladang artinya tanah. Berarti siapapun yang lahir dari bumi Anjuk Ladang itu punya mental juara, itu yang selalu saya pakai, jadi anak yang tangguh,” bebernya.

Berkat kuatnya prinsip yang dipegang Marhaen dan berkat kecerdasan yang dimilikinya, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Putren kelas empat hingga enam, Marhaen selalu mendapatkan beasiswa.

“Kalau saya dari keluarga orang punya, mungkin tidak mendapat beasiswa,” sebutnya.

Seusai menamatkan pendidikan di SD Putren, Marhaen melanjutkan studi di SMP Makmur yang kini berubah menjadi SMP 1. Setelahnya Marhaen melanjutkan studi di Sekolah Pendidikan Guru (SPG).

“Tidak berani ke SMA, karena masuk SMA harus kuliah. Uangnya siapa, uang saja tidak punya,” jelas Marhaen.

“Saya masuk SPG, harapanya apa? Tidak usah kuliah bisa langsung jadi pegawai negeri. Dulu kakak-kakak kelas saya begitu lulus langsung menjadi pegawai negeri,” lanjut dia.

Namun nasib berkata lain. Selepas lulus dari SPG, ternyata tidak ada pengangkatan pegawai negeri. Mengetahui hal itu, Marhaen sempat didera kebingungan, hingga akhirnya ia memutuskan mengambil Diploma III di IKIP Surabaya.

Saat ini IKIP Surabaya bertransformasi menjadi Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

“Dulu juga sama, harapannya saya begitu lulus diploma, kakak-kelas saya kan diangkat jadi guru SMP, guru SMA. Tapi alhamdulillah lagi, begitu saya lulus IKIP Diploma III tidak ada angkatan (pegawai negeri) juga,” kenang Marhaen.

Karena tak sesuai rencana, akhirnya Marhaen memutuskan untuk mengambil Strata Satu (S1) dengan jalur beasiswa. Kemudian ia mengambil S2 (magister), lalu berlanjut studi S3 (doktor).

Berangkat dari pengalaman hidupnya, Marhaen mengajak generasi muda untuk tak mudah putus asa. Para generasi muda harus yakin apa yang digariskan tuhan pasti ada hikmahnya.

“Saya selalu punya prinsip, Allah itu memberikan apapun yang terjadi pasti ada hikmah. La ini pelajaran bagi anak-anak muda, maka jangan pernah mengeluh!” tandasnya.

Tak Ada Istilah Gagal, Kecuali Kita Berhenti Berusaha

Selain memegang filosofi Anjuk Ladang, Marhean juga memiliki prinsip tersendiri dalam membangun relasi sosial. Menurutnya, seseorang yang ingin sukses harus memiliki banyak teman, oleh karenanya berorganisasi menjadi keniscayaan.

“Maka saya sarankan bagi adik-adik atau mungkin anak-anak saya, ayo ikut berorganisasi karena di situ anda akan punya banyak teman, anda akan menjadi orang-orang yang dewasa,” imbau Marhaen.

Marhaen mencontohkan dirinya. Selama kuliah di Surabaya dirinya aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Kemudian dirinya juga pernah menjadi Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI) Jawa Timur.

Lalu Marhaen pernah diamanahi menjadi Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Jawa Timur tiga periode, berlanjut aktif LP Maarif NU Jawa Timur satu periode.

“Terus sekarang di (Katib) Syuriah (PWNU Jatim),” paparnya.

Kendati memiliki segudang pengalaman, namun bukan berarti perjalan karir Marhaen mulus-mulus amat. Beberapa kali kegagalan pernah menghampirinya, tapi hal itu tak menjadikan dirinya patah arang.

“Saya beberapa kali gagal, juga nggak masalah. Saya pernah nyaleg DPR Provinsi (Jatim) tahun 2009 nggak jadi, nggak apa-apa. Terus nyaleg lagi 2014 DPR RI di Kediri, Blitar, Tulungagung, gagal, ya nggak apa-apa,” sebutnya.

“Terus kemudian (menjadi kandidat calon) Wakil Bupati Sidoarjo sampai penentuan rekom, terus kemudian karena pasangan saya surveinya kecil, akhirnya saya disuruh jangan dulu, oke saya bilang. Nggak apa-apa kegagalan,” lanjutnya.

Bagi Marhaen, kegagalan adalah sesuatu yang biasa dalam menjalani kehidupan. Menurutnya, jika dikelola dengan benar maka kegagalan itu bisa menjadi sumber kekuatan. Hal itu dibuktikan sendiri oleh Marhaen yang kini menjabat Plt Bupati Nganjuk.

“Baru 2018 kemarin saya diangkat menjadi Wakil Bupati Kabupaten Nganjuk, itu liku-liku,” katanya.

“Pesan yang ingin kita sampaikan apa? Yang namanya istilah gagal itu tidak ada, kecuali kita sudah berhenti berusaha. Selagi kita itu masih terus berusaha, tidak ada istilah gagal, belum berhasil. Jadi alhamdulillah menjadi wakil bupati, sekarang jadi plt bupati,” sambung politikus PDI Perjuangan itu.

Janji Pro Rakyat

Marhaen mengakui dalam memimpin pemerintahan tak mudah. Sebab, sebagai orang nomor satu di Kabupaten Nganjuk banyak godaan-godaan yang menghampirinya. Marhean mewanti-wanti dirinya sendiri agar tak terjebak pada godaan tersebut.

“Tantangannya apa kalau di pemerintahan? Itu setan-setannya banyak, godaan-godaannya banyak. Maka kita harus betul-betul ingat. Apakah saya orang yang paling bersih? Tidak juga. Tantangan-tantangan itu yang harus kita lewati betul,” ucapnya.

Meski banyak godaan, di lain sisi Marhen memiliki kebanggan tersendiri selama di pemerintahan. Lantaran kini penanya berguna untuk masyarakat, penanya bisa dipakai untuk mengelurkan kebijakan yang pro rakyat.

“Dan selama ini kalau saya di luar pemerintahan ya tidak bisa berbuat banyak. Maka saat kita di pemerintahan, kita bisa berbuat banyak, termasuk (membuat) kebijakan-kebijakan yang pro terhadap orang kecil, pro terhadap masyarakat,” pungkas dia.

Penulis: Samsul Arifin

Editor: Hasan

Exit mobile version