srtv.co.id Nganjuk | Ambyar Masa pandemi Covid19 yang terlalu lama dan sudah banyak korban yang berjatuhan merubah situasi sosial maupun budaya di negeri ini. Tapo tidak berlaku bagi Tradisi Nyadran atau bersih Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, ribuan warga tumpah ruah merayakan tradisi yang dilakukan tiap tahun ini.
Masa pandemi Covid 19 yang memawarnai kabupaten nganjuk membuat keprihatinan berbagai pihak, Menurut data yang di himpun dari tim Gugus Tugas Percepatan penagan Covid 19 Laporan Komulatif Nganjuk 09 Juli 2020 Antara lain ODR 46.609, ODP 108, PDP 182, OTG 2598
KONFIRMASI Positif 118 tak menyurutkan antusias warga sonoageng dalam kemeriahan Bersih desa sebagai ungkapan rasa syukur warga.
Tradisi yang di gelar tiap tahun ini ungkapan rasa syukur seluruh warga namun ada yang berbeda dalam perayaan bersih desa kali ini, di akibatkan pandemi covid 19 yang berkelanjutan dalam acara ini biasanya dilakukan arak arakkan tumpeng dari Balai desa menuju punden dimana tokoh pendiri desa yakni Raden Said, berbagai warga memanjatkan do’a kepada leluhur desa.
Selain itu warga juga menggelar pertunjukan wayang Krucil, dan kentrung setiap pementasan dilakukan bersama – sama tepatnya di malam Jum’at Paing dalam penaggalan jawa, sekuruh warga hanyut dalam pertunjukan wayang krucil yang di mainkan dalang. Wayang krucil berbeda dengan wayang konfensonal lainya wayang ini terbuat dari kayu dengan iringan gamelan.
Tohar Juru Kunci Makam Eyang Said Pendiri Desa Sono ageng ini mengatakan “Acara bersih desa ini sebagai wujud syukur warga atas berkah yang selama ini di berikan berupa hasil panen yang melimpah, namun ada yang berbeda dalam pelaksaan nyadran kali ini, tiap warga harus menjaga kesehatan agar terhindar dari covid19”. Jelasnya.
Masih menurut Juru Kunci menambahkan “acara ini dilakukan hanya di sekitar makam tanpa melakukana arak arakan, selain itu dalam pagelaran wayang krucil tidak di perkenankan menggunakan sonsistem dengan sekala besar, warga masyarakat harus menjaga jarak aman, dan mematuhi protokol keaehatan”. Tutupnya.
Reporter : Samsul Arifin
Editor : BJ Kusumo
