Korupsi Dana Desa Kajari Jebloskan Penjara Heri Kawul – srtv.co.id

SRTV Video :

https://youtu.be/mgKXuN9dXnE

srtv.co.id Nganjuk | Pasca di jebloskanya Kades Akbat OTT kini giliran mantan kades Heri Indianto alias Heri Kawul, mantan Kades Sugihwaras Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk, akhirnya ditahan Kejaksaan Negeri Nganjuk, Senin (16/12) sore. Kini ia mendekam di Rutan Kelas IIB Nganjuk, atas kasus dugaan korupsi dana desa (DD) senilai ratusan juta rupiah.

Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Nganjuk, Eko Wahyu menjelaskan, mantan kades Heri Indiarto tersandung kasus proyek pavingisasi dan pengerasan jalan. Diduga ia melakukan tindak pidana korupsi dalam APBDes 2017, khususnya di bidang pembangunan. Kerugian menurut perhitungan inspektorat sekitar 650 juta rupiah.

Eko menyebut, modus yang dilakukan oleh pelaku yaitu seolah-olah proyek dikerjakan tahun 2017, padahal digarap pada tahun berikutnya. Juga terjadi pengalihan tanpa adanya surat seperti semestinya, termasuk pelaksana tidak sesuai, lantaran justru dilakukan sendiri oleh kepala desa.

Disebutkan, dalam LPJ ditemukan laporan yang diduga fiktif. Menurutnya, bukti-bukti mengarah pada proyek tahun sebelumnya, tapi dilaporkan seolah proyek tahun 2018, yakni pavingisasi dan pengerasan jalan dengan pagu Rp 988 juta.

Menurut data dan informasi yang dihimpun, sebelumnya pada penghujung tahun 2018, sejumlah warga Desa Sugihwaras Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk, mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Nganjuk.

Kedatangan mereka pada 31 Desember 2018 lalu, untuk melaporkan Kepala Desa (Kades) Sugihwaras Heri Indiyanto. Yakni, terkait dugaan penyelewengan dana desa 2017 dan 2018, untuk beberapa kegiatan fisik.

Dengan membawa sejumlah dokumen penggunaan dana desa, empat orang warga Desa Sugihwaras tiba di kantor Kejari Nganjuk. Saat itu, ada beberapa opini penggunaan anggaran yang mereka laporkan.

Salah satu yang mencolok adalah penggunaan dana desa untuk kegiatan proyek infrastruktur pavingisasi di Dusun Nglimbir Desa Sugihwaras.

Dalam laporan keuangan ditulis menghabiskan anggaran Rp 952 juta. Tapi dari temuan di lapangan, habisnya hanya sekitar Rp 120 juta.

Reporter : Sofa

Editor : BJ Kusumo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *