Berita  

Doa Lintas Agama dan Ruwatan Tundung Kala Warnai Penutupan Tahun 2025 di Lamongan

Pementasan wayang kulit ritual ruwatan Tundung Kala di halaman Pemkab Lamongan.(Foto : Suprapto)

LAMONGAN, SRTV.CO.ID — Pemerintah Kabupaten Lamongan menutup rangkaian agenda tahun 2025 dengan doa bersama lintas agama yang dipadukan dengan ritual budaya Ruwatan Tundung Kala. Kegiatan tersebut digelar di Halaman Gedung Pemkab Lamongan, Rabu (31/12/2025) siang, sebagai momentum refleksi akhir tahun sekaligus doa menyongsong tahun 2026.

Doa lintas agama dihadiri unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta para tokoh agama dari berbagai keyakinan. Kegiatan ini menjadi simbol kuatnya harmoni, toleransi, dan kebersamaan masyarakat Lamongan, sekaligus ikhtiar spiritual untuk mendukung keberlanjutan pembangunan daerah menuju visi Kejayaan Lamongan yang Berkeadilan.

Dalam sambutannya, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi memaparkan sejumlah capaian strategis yang berhasil diraih sepanjang tahun 2025. Salah satu capaian utama adalah kontribusi Kabupaten Lamongan dalam mendukung program nasional swasembada pangan.

Berdasarkan data hingga 29 Desember 2025, capaian Luas Tambah Tanam (LTT) di Lamongan mencapai 192.430 hektare, melampaui target nasional sebesar 192.373 hektare.

Selain sektor pertanian, Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu juga menyoroti kinerja Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang mencatat prestasi tertinggi di Jawa Timur. Hingga 22 Desember 2025, sebanyak 103 KDMP telah beroperasi di Kabupaten Lamongan, dengan 13 koperasi telah menjalin kerja sama dengan SPPG, sementara 39 KDMP lainnya masih dalam tahap pembangunan.

Secara keseluruhan, sebanyak 429 KDMP di Lamongan telah terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Simkopdes). Dari koperasi yang telah berjalan, tercatat omzet mencapai lebih dari Rp455 juta.

Di penghujung tahun 2025 ini, doa lintas agama menjadi sarana untuk memanjatkan harapan terbaik bagi Kabupaten Lamongan. Berbagai capaian yang telah diraih diharapkan menjadi pijakan untuk memaksimalkan pembangunan pada tahun 2026,” ujar Pak Yes.

Selain doa lintas agama, Pemkab Lamongan juga menggelar ritual Ruwatan Tundung Kala yang dikemas dalam pementasan wayang kulit. Ritual adat Jawa tersebut dilaksanakan sebagai bentuk permohonan agar Kabupaten Lamongan dijauhkan dari marabahaya dan pengaruh buruk pada tahun yang akan datang.

Ketua Panitia kegiatan, Heru Widi, menambahkan bahwa rangkaian acara tersebut juga menjadi wujud empati dan solidaritas kemanusiaan.

Kami turut memanjatkan doa khusus bagi saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang tengah dilanda bencana alam. Semoga mereka diberikan kekuatan dan segera pulih,” ujarnya.

Melalui doa lintas agama dan ruwatan budaya, Pemerintah Kabupaten Lamongan menegaskan komitmen membangun daerah tidak hanya dari aspek fisik dan ekonomi, tetapi juga melalui penguatan nilai spiritual, budaya, serta kebersamaan sosial masyarakat.***

Reporter : Suprapto
Editor : AMS

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *