Kediri, SRTV.CO.ID – Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) mengambil langkah strategis untuk memperkuat landasan filosofis dan arah gerak organisasi. Hal ini ditandai dengan pertemuan penting antara jajaran Presidium dan BPH DKJT dengan Dr. KH. Reza Ahmad Zahid, M.A. (Gus Reza) yang digelar langsung di Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo, Kediri.
Hadir dalam pertemuan tersebut jajaran pengurus inti DKJT, di antaranya Anggota Presidium Nonot Sukrasmono, Imam Mubaroq dan Arim Kamandaka, Sekretaris Jenderal Sol Amrida, Wakil Sekretaris Jenderal IV Endin Didik Handoko, Bendahara I Deny Tri Aryanti, Bendahara II Dea Izza Pantari, serta Yustyono Fatoni dari Departemen Humas dan Media.
Pemilihan lokasi ini menggarisbawahi keseriusan sinergi antara seniman dengan tokoh ulama berpengaruh, mengingat posisi Gus Reza sebagai salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo dan pengurus di Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat di lingkungan pesantren, Gus Reza memaparkan pandangannya bahwa kesenian memiliki sifat universal yang tidak bisa dikekang oleh batasan-batasan kaku (pakem). Lulusan S2 Trust Culture Studies UGM ini menegaskan bahwa seni, termasuk musik, dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
“Banyak yang salah kaprah,” ujar Gus Reza. “Saya merujuk pada kitab assima’i yang justru menjelaskan bagaimana musik bisa membuat manusia lebih dekat dengan Tuhannya, bukan menjauhkan.”
Pandangan ini memberikan perspektif baru yang meneduhkan bagi para seniman, menegaskan bahwa ekspresi artistik memiliki tempat yang luhur dalam ranah spiritual. Gus Reza mencontohkan bagaimana tradisi tasawuf atau sufisme menjadikan seni sebagai media utama untuk mengekspresikan ajaran dan mencapai ketenangan jiwa, seperti yang dipraktikkan oleh Jalaluddin Rumi.
“Seni menjadi media Tasawuf. Namun, perlu diingat, berbahasa Arab tidak menjamin isinya Islami. Banyak musik Arab populer isinya hanya tentang cinta manusia biasa,” tambahnya, menekankan pentingnya substansi dalam sebuah karya.
Posisi Strategis Gus Reza di Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO)
Sekretaris Jenderal DKJT, Sol Amrida, menjelaskan alasan di balik pemilihan Gus Reza sebagai anggota Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO). Menurutnya, MPO berfungsi sebagai pemandu dan pengontrol arah kebijakan DKJT agar tetap sejalan dengan nilai-nilai luhur budaya dan masyarakat Jawa Timur.
“Kami membutuhkan figur yang tidak hanya memahami seni, tetapi juga mengerti akar budaya dan spiritualitas masyarakat kita. Gus Reza memiliki kapasitas itu,” jelas Sol Amrida.
Dipilihnya Gus Reza dianggap sebagai langkah cerdas. Beliau adalah jembatan ideal antara dunia kesenian yang dinamis dengan masyarakat religius yang merupakan basis terbesar di Jawa Timur. Kehadirannya di MPO diharapkan dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan yang mendalam, memastikan bahwa gerak DKJT tidak tercerabut dari akarnya, serta mampu merangkul semua kalangan.
Pertemuan di Lirboyo ini menegaskan komitmen DKJT untuk membangun ekosistem kesenian yang inklusif dan berakar kuat pada kearifan lokal, dengan bimbingan dari tokoh yang memiliki integritas intelektual dan spiritual yang mumpuni.
Reporter : CR1
Editor : Tim Redaksi SRTV










