Nganjuk, SRTV.CO.ID – Aksi protes kembali memanas di Dusun Sentono, Desa Pacekulon, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk! Warga geruduk lokasi tower telekomunikasi setinggi 70 meter yang dinilai sudah rapuh dan membahayakan keselamatan, Senin (2/6/2025).
Aksi ini bukan kali pertama—warga mengaku sudah lama resah. Selain kondisi fisik tower yang bikin waswas, kompensasi dari pemilik tower juga mandek sejak 2009. Yup, sudah 16 tahun berlalu!
“Awalnya tower itu dibangun oleh Indosat. Kompensasi diberikan selama lima tahun, tapi sejak 2009 hingga sekarang tidak ada kejelasan,” ungkap Purnomo, koordinator aksi.
Ia juga menyayangkan sikap pemilik tower yang mangkir saat diundang mediasi di rumah RT.
Menurut Purnomo, kalau tuntutan warga terus diabaikan, mereka siap naik level: mengirimkan surat resmi ke Bupati Nganjuk!
Nanang Pujo Suksomo, Jogoboyo Desa Pacekulon, menegaskan bahwa pemerintah desa siap pasang badan.
“Kami akan terus mengawal aspirasi warga dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Pihak tower juga sudah menyatakan siap dimediasi minggu ini,” kata Nanang.
Namun, polemik bertambah pelik. Hingga kini belum jelas siapa pemilik sah tower tersebut. Isu yang beredar menyebutkan sudah berpindah tangan ke PT Daya Mitra Telekomunikasi Surabaya, tapi belum ada konfirmasi resmi.
Aksi warga tak berhenti di lokasi tower. Mereka langsung tancap gas ke Kantor Pemerintah Kabupaten Nganjuk dan bertemu Wakil Bupati Trihandy Cahyo Saputro.
“Langkah pertama kami adalah mengecek legalitas dan kepemilikan tower, serta memfasilitasi mediasi antara warga, pemilik lahan, dan pengelola tower,” jelas Trihandy.
Ia berharap proses mediasi berlangsung adem dan solutif demi keamanan bersama.
Warga menuntut dua hal: keselamatan dan kejelasan tanggung jawab sosial dari pemilik tower. Tower ini sudah berdiri lebih dari 20 tahun, dan kini dinilai sangat mengkhawatirkan!
Kini, warga Pacekulon menanti gebrakan nyata dari pemerintah dan perusahaan terkait. Apakah tower akan dibongkar? Apakah kompensasi akan cair?
Editor : Tim Redaksi SRTV
