Nganjuk, SRTV.CO.ID – Masyarakat Kabupaten Nganjuk menyambut gembira atas dianugerahkannya gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh buruh legendaris, Marsinah. Pengakuan ini melengkapi perjuangan panjang yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk.
Bupati Nganjuk, Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, S.E., S.H., M.M., M.B.A., (Kang Marhaen), mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya setelah diundang Gubernur dalam rangka syukuran penetapan gelar tersebut.
“Alhamdulillah hari ini kita diundang gubernur dalam rangka syukuran, maksudnya pahlawan nasional tahun 2025 ini,” ujar Kang Marhaen.
Kang Marhaen menceritakan proses pengusulan yang sempat tertunda dan akhirnya kembali digas pol pada Mei 2025. Proses ini melibatkan pembentukan Tim Booster Marsinah untuk memenuhi delapan persyaratan ketat dari pusat.
“Tahun 2022 sebenarnya kita sudah usulkan, pada Desember 2022. Kemudian kita break, karena enggak jabat itu, baru Mei kita gas lagi. Alhamdulillah prosesnya lama, panjang,” jelasnya.
Salah satu kendala terbesar yang dihadapi tim adalah pengumpulan data primer terkait kejadian di bulan Mei 1993.
“Kendala yang paling dihadapi paling berat itu data-data primer yang kaitannya dengan masa 1993 itu, Mei itu. Tapi alhamdulillah kita cari lengkap beberapa berita-berita yang dimuat di media pada Mei 1993 itu. Alhamdulillah sudah clear semuanya,” tegas Kang Marhaen.
Tim verifikasi dari Jakarta pun turun langsung ke lokasi-lokasi kejadian Marsinah dan menyatakan semua data dan dokumen lengkap.
Nglundo Akan Jadi Desa Wisata Edukasi Buruh
Menyusul penetapan gelar ini, Pemkab Nganjuk telah menyiapkan langkah-langkah konkret untuk mengenang jasa-jasa Marsinah dan menjadikan perjuangannya sebagai media edukasi.
Rencana utamanya adalah membentuk Desa Wisata Edukasi Buruh di Desa Nglundo, tempat kelahiran Marsinah. Langkah awal akan dimulai dengan renovasi makam dan perbaikan infrastruktur jalan.
“Mungkin nanti akan kita bentuk desa wisata di Nglundo ya. Nanti yang pertama mungkin kita akan renovasi makam. Area jalan sudah kita perbaiki itu, kita lebarkan juga kita paving,” ungkap Bupati Marhaen.
Selain makam, Pemkab juga akan menjadikan lokasi bersejarah lain sebagai bagian dari kawasan edukasi.
“Termasuk nanti lokasi pembuangan jenazah Marsinah sampai sekarang masih ada Gubuk Marsinah namanya, di Desa Wilangan. Ini akan kita siapkan, termasuk kita punya agenda ada museum Marsinah misalnya,” tambahnya.
Kang Marhaen menekankan bahwa Marsinah adalah sosok pahlawan yang unik dan memiliki diferensiasi.
“Marsinah pahlawan yang punya diferensiasi ya, punya ciri pembeda dengan yang lain. Marsinah tidak berangkat dari anaknya orang tidak punya, anaknya orang miskin. Kemudian dia kerja sebagai buruh, dan pejuang hak asasi buruh,” kata Kang Marhaen.
Hikmah terbesar yang dapat dipetik adalah keberanian Marsinah dalam menyuarakan hak buruh meskipun ia baru bekerja.
“Maka untuk generasi muda sekarang, apapun bisa kita lakukan, termasuk jadi pahlawan dari golongan misalnya bawah pun juga bisa. Berjuang beneran termasuk belajar sungguh-sungguh,” pesannya.
Sebagai penutup, Kang Marhaen menegaskan komitmen Pemkab Nganjuk untuk melindungi hak-hak buruh.
“Memang selama ini kita harus punya komitmen membangun kaum miskin, kaum buruh. Maka di Nganjuk itu hak buruh, pendek kata, harus dipenuhi. Kalau tidak, enggak boleh sejak dulu begitu,” tutupnya.
Reporter: Ahmad Zaki Mawardi
Editor : Inna Dewi Fatimah












