KOTA BATU, SRTV.CO.ID – Kota Batu kembali membuktikan diri sebagai daerah rawan bencana. Hingga 13 November 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mencatat 173 peristiwa bencana terjadi sepanjang tahun ini. Tanah longsor mendominasi dengan 105 kejadian, disusul angin kencang 37 kejadian, dan banjir 20 kejadian.
Data tersebut dirilis Pusdalops BPBD Kota Batu, yang juga mencatat 10 kejadian kebakaran bangunan serta satu kebakaran hutan dan lahan.
Plt Kalaksa BPBD Kota Batu Suwoko menyebut Kecamatan Bumiaji menjadi wilayah paling rawan dengan 84 kejadian, diikuti Kecamatan Batu 64 kejadian, dan Kecamatan Junrejo 25 kejadian.
“Secara geografis, Bumiaji berada di kawasan perbukitan dengan kontur tanah miring. Kondisi ini membuat wilayah tersebut sangat rentan terhadap longsor, terutama ketika curah hujan tinggi,” ujar Suwoko, Jumat (14/11).
Intensitas hujan yang terus meningkat sejak awal November membuat risiko longsor melonjak. Sejumlah kejadian mengakibatkan akses jalan warga tertutup material longsoran berupa tanah dan batu.
BPBD mencatat dampak kerusakan yang cukup besar sepanjang tahun ini:
-
20 rumah rusak ringan
-
13 rumah rusak sedang
-
18 rumah rusak berat
-
14 rumah terendam banjir
Tak hanya permukiman, sejumlah fasilitas publik dan infrastruktur vital juga terdampak, meliputi:
-
4 sekolah
-
9 kios warga
-
4 jaringan air bersih
-
11 jaringan listrik dan lampu penerangan
-
5 jaringan telekomunikasi
-
0,003 km ruas jalan rusak
Di sektor pertanian, 1 hektare sawah dan 0,175 hektare lahan pertanian mengalami kerusakan.
Meski kerusakan material cukup besar, BPBD memastikan tidak ada korban jiwa. Satu warga dilaporkan luka, sebanyak 199 warga terdampak, dan 24 di antaranya sempat mengungsi.
Untuk menekan risiko bencana, BPBD menggiatkan mitigasi berbasis masyarakat melalui:
-
-
pemetaan daerah rawan bencana,
-
pemasangan sistem peringatan dini,
-
pelatihan kesiapsiagaan warga,
-
pembentukan dan penguatan relawan desa.
-
“Kami minta warga tidak abai terhadap tanda-tanda alam. Jika muncul retakan tanah, pohon miring, atau air keruh mengalir deras dari lereng, segera laporkan ke BPBD,” tegas Suwoko.
Wali Kota Batu Nurochman menyatakan bahwa Pemkot terus memperkuat strategi mitigasi jangka panjang. Tahun ini pemerintah melakukan:
-
revitalisasi saluran air menggunakan box culvert,
-
pemetaan ulang zona rawan bencana,
-
susur sungai di 94 titik, termasuk Sungai Sumberbrantas, Pusung Lading, Glagah Wangi, dan Krecek.
Pemkot juga mendorong peningkatan literasi kebencanaan melalui pelatihan relawan, simulasi tanggap darurat, hingga program sekolah aman bencana.
“Penanganan bencana harus bergeser dari pola reaktif menjadi preventif. Kesiapsiagaan dan kolaborasi adalah kunci,” ujar Nurochman.
Upaya tersebut mulai menunjukkan hasil. Indeks risiko bencana Kota Batu turun dari 81,0 pada 2023 menjadi 75,21 pada 2024.
Dengan curah hujan tinggi diprediksi masih berlangsung hingga akhir tahun, Pemkot Batu mengingatkan warga agar terus waspada.
“Kita tidak bisa menghentikan bencana, tapi kita bisa meminimalkan dampaknya,” pungkasnya.
Reporter: Arief Juli Prabowo
Editor: Shadinta Aulia












