Berita  

Marsinah Akan Jadi Pahlawan Buruh Nasional Pertama Satu-satunya Dari Kalangan Buruh

Nganjuk, SRTV.CO.ID – Langkah besar menuju pengakuan bersejarah akan terukir bagi kaum buruh Indonesia.

Marsinah, buruh dan aktivis perempuan yang gigih memperjuangkan hak-hak pekerja hingga akhir hayatnya, hampir dipastikan akan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada November 2025 mendatang.

Jika penetapan ini terwujud, almarhumah Marsinah akan menjadi Pahlawan Nasional pertama dari kalangan rakyat biasa dan buruh, memperkaya khazanah kepahlawanan yang selama ini didominasi oleh tokoh militer dan ulama.

Kabar baik ini disampaikan oleh Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) Republik Indonesia, Prof. Usep Abdul Matin, setelah melakukan verifikasi lapangan napak tilas ke Kabupaten Nganjuk pada Sabtu (18/10/2025).

“Ibu Marsinah ini adalah satu-satunya calon pahlawan nasional dari orang biasa. Dari buruh tapi juga orang biasa,” tegas Prof. Usep.

Lanjutnya karena itu pencalonan dan penetapan Almarhumah Marsinah ini memperkaya khazanah kepahlawanan di Indonesia yang bukan hanya didominasi oleh para pahlawan nasional dari kalangan militer dan lainnya seperti dari ulama, tetapi juga dari kalangan Aktivis buruh biasa.

Prof. Usep mengungkapkan optimisme bahwa penetapan tersebut dapat dilakukan bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional.

“Mengenai penetapannya mudah-mudahan insyaallah pada November 2025 ini yang biasanya ditetapkan pada Hari Pahlawan Nasional Republik Indonesia,” sebutnya.

Kunjungan tim TP2GP meliputi peninjauan ke tempat kelahiran Marsinah (10 April 1969 – 8 Mei 1993), sekolah-sekolah yang pernah ia jejaki, mulai dari SD Karangasem hingga SMA Muhammadiyah Nganjuk, makam, dan lokasi tragis penemuan jasadnya 32 tahun silam di Desa Jegong, Kecamatan Wilangan. Tim juga berbincang langsung dengan keluarga Marsinah, termasuk kakak, adik, dan bibi yang merawatnya sejak kecil.

Dari napak tilas tersebut, Prof. Usep menyoroti keberanian dan kemandirian Marsinah yang sudah terlihat sejak dini.

“Mengenai sejarah dari Ibu Marsinah ini, pertama yang bisa kami ambil oleh TP2GP adalah perjuangannya, keberaniannya, nya dalam merintis memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan kemanusiaan dan keadilan khususnya bagi kaum buruh,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menceritakan momen puncak perjuangan Marsinah di tengah kasus PHK 13 rekannya dari PT Catur Putra Surya (CPS) pada tahun 1993.

“Setelah 13 buruh teman-temannya dari PT CPS itu protes dan kemudian ee di PHK kemudian di tahan Ibu Marsinah pergi sendiri. Ke kantor Kodim. Padahal beliau seorang wanita yang masih berusia 24 tahun,” jelasnya.

Keberanian tak gentar Marsinah, menurut TP2GP, adalah ciri khas dari seorang tokoh yang ditempa oleh kemandirian sejak kecil.

“Keberaniannya ini ternyata dari hasil verifikasi lapangan yang sudah kami lakukan adalah laku khas perilaku khas dari ketokohan beliau yang penuh dengan kemandirian Kerja keras di saat beliau masih berada di tingkat SD, SMP, SMA karena sudah mencoba mandiri menghidupi diri sendiri dengan berdagang dan lain sebagainya,” tutup Prof. Usep.

Penetapan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional tidak hanya menjadi penghormatan atas pengorbanan nyawa bagi hak-hak buruh, tetapi juga penanda penting bahwa pahlawan sejati dapat lahir dari lapisan masyarakat manapun, bahkan dari buruh pabrik biasa yang berani berdiri tegak menuntut keadilan.

Reporter : Inna Dewi Fatimah
Editor : Tim Redaksi SRTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *